TIKTAK.ID – Presiden Vladimir Putin pada Selasa (11/8/20) mengklaim bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui peraturan untuk vaksin Covid-19. Pengumuman itu disampaikan setelah kurang dari dua bulan dilakukan pengujian kepada manusia. Moskow memuji ini sebagai bukti kehebatan ilmiah negara Beruang Merah itu.
Vaksin yang akan dipasarkan dengan nama “Sputnik V” sama seperti nama satelit pertama yang diluncurkan pertama kali oleh Uni Soviet bernama “Sputnik 1” pada 1957, rencananya akan diproduksi massal pada akhir tahun, tulis Reuters.
Petugas kesehatan Rusia yang merawat pasien Covid-19 akan mendapat kesempatan pertama untuk menggunakan vaksin itu dalam beberapa minggu mendatang.
Persetujuan peraturan ini membuka jalan bagi inokulasi massal penduduk Rusia dan pihak berwenang berharap hal itu akan dapat membangkitkan kembali ekonomi, yang telah terpukul oleh dampak virus.
Kepala Dana Kekayaan Kedaulatan Rusia, Kirill Dmitriev memuji perkembangan tersebut sebagai “momen Sputnik” yang bersejarah. Dia bahkan mengklaim Rusia telah menerima permintaan asing untuk 1 miliar dosis. Perjanjian internasional telah diamankan untuk menghasilkan 500 juta dosis setiap tahun, dengan vaksin diharapkan juga diproduksi di Brasil.
Dia mengatakan uji klinis dijadwlakan segera dimulai di Uni Emirat Arab dan Filipina.
Tetapi hanya sekitar 10 persen dari uji klinis yang berhasil. Namun, kecepatan Rusia menyetujui vaksin sebelum tahap akhir uji coba dilakukan untuk menguji keamanan dan kemanjuran sampai tuntas, telah mengkhawatirkan beberapa ilmuwan. Mereka khawatir Moskow akan membahayakan kesehatan nasional.
Association of Clinical Trials Organisations (ACTO) yang berbasis di Moskow, sebuah badan perdagangan yang mewakili produsen obat top dunia di Rusia minggu ini mendesak Kementerian Kesehatan untuk menunda persetujuan sampai uji coba terakhir tersebut berhasil dituntaskan.
Dalam sebuah surat kepada Kementerian, disebutkan ada risiko tinggi terkait dengan pendaftaran obat sebelum uji terakhir dinyatakan berhasil.
“Selama fase inilah bukti utama kemanjuran vaksin dikumpulkan, serta informasi tentang reaksi merugikan yang dapat muncul pada kelompok pasien tertentu: orang dengan kekebalan yang lemah, orang dengan penyakit yang menyertai dan sebagainya,” katanya.
Namun Putin menepis kekhawatiran itu. Berbicara pada pertemuan Pemerintah di televisi Nasional dia mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, aman dan bahkan telah diberikan kepada salah satu putrinya.
“Saya tahu ini bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat, dan saya ulangi, ia telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan,” kata Putin, berharap produksi massal segera dimulai.