TIKTAK.ID – Rocky Gerung menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) jenius lantaran memasukkan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas) ke dalam Kabinet pada reshuffle kemarin.
Rocky mengatakan bahwa masuknya PAN ke Kabinet Jokowi berimbas pada dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Rocky menyampaikan hal itu melalui diskusi kolaborasi detikcom-Total Politik bertema “Adu Perspektif: Politik Jawa Jokowi, Ojo Dumeh Berbuah Reshuffle” yang ditayangkan di kanal YouTube detikcom, pada Rabu (15/6/22).
Baca juga : Jusuf Kalla Buka Suara Soal Isu Presiden Tiga Periode
Rocky menjelaskan, masuknya PAN ke Kabinet membuat peluang Anies diusung PAN pada Pilpres 2024 akan berakhir.
“Namun lebih dari itu, kelihatannya Pak Jokowi mengerti kalau Pak JK ini lagi King Maker buat Anies, dan potensi untuk merawat Anies adalah PAN, makanya PAN dimasukkan ke dalam Istana. Itu kejeniusan Pak Jokowi. Jadi, sebelum PAN ini berminat mengasuh Anies, lebih baik diasuh dulu PAN di Istana. Dengan begitu, peluang Anies untuk memperoleh dukungan dari PAN selesai,” terang Rocky, seperti dilansir detik.com.
Mulanya, diskusi membahas makan siang bareng Presiden Jokowi dengan para ketua umum partai koalisi Pemerintah yang tidak dihadiri oleh Wapres Ma’ruf Amin. Kemudian Rocky menyatakan ketidakhadiran Ma’ruf dalam santap siang sebelum pelantikan menteri baru Jokowi adalah hal biasa. Setelah itu dia menyinggung sistem presidensial.
Baca juga : Punya Tiket Capres, Airlangga Disarankan Gaet Ganjar atau Anies Baswedan
“Apa pentingnya Wapres? Dari awal memang enggak penting, jadi kalau Wapres hadir, orang bertanya ‘kok tumben hadir?’. Biarkan saja algoritma Wapres itu, memang tidak perlu hadir. Apalagi ini Kabinet presiden, bukan kabinet Wapres. Waktu dipilih memang satu paket, tapi sebenarnya kita mesti hargai kalau ini seluruhnya desain Pak Jokowi. Kalau masuk tukar tambah dengan Wapres juga kan enggak bisa dong,” jelas Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky mengklaim Kabinet mewakili visi presiden. Dia menilai bila Ma’ruf ada dalam makan siang itu, maka ada hal yang tak lumrah.
“Tetap kita mesti anggap sistem presidensial, Kabinet mewakili visi presiden, nggak ada visi lain. Jika ada Wapres, nanti orang bilang tukar tambah, nanti Wapres tidak tahu duduk dekat mana tuh, duduk bagian kiri atau kanan,” tutur Rocky.