
TIKTAK.ID – Aksi blusukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencari obat ke apotek pada Jumat (23/7/21), menimbulkan kritik dari pelbagai pihak. Jokowi dinilai seharusnya bisa melakukan pekerjaan yang lebih besar sesuai kewenangannya, ketimbang blusukan seperti saat kampanye.
Menurut mantan dosen Universitas Indonesia, Rocky Gerung, blusukan Jokowi mencari obat ke apotek justru menunjukkan penanganan pandemi Covid-19 tidak berhasil. Padahal, kata Rocky, Jokowi semestinya memastikan ketersediaan obat agar rakyat tenang.
“Mestinya dia cari apotek yang ada obatnya, tapi kalau dia bilang obatnya enggak ada ya artinya tidak berhasil kan. Mestinya kan dia yang cariin obat, bukan malah dia yang nanya ke mana saya cari,” ujar Rocky, seperti dilansir Tempo.co, Minggu (25/7/21).
Baca juga : Diperpanjang Lagi Sampai 2 Agustus, Ini Sederet Aturan Baru PPKM Level 3 dan 4
Rocky mengatakan pesan yang tersampaikan kepada publik justru menunjukkan bahwa obat tidak tersedia di pasaran. Ia melanjutkan, pesan berikutnya adalah rakyat ibarat diminta mencari akal sendiri bila terpapar Covid-19 dan memerlukan pengobatan.
“Pesan buat rakyat harus cari akal sendiri, mau pakai dukun, mau pakai obat herbal, atau siapkan peti mayat, kan begitu pesannya,” ungkap Rocky.
Rocky juga menyoroti tim Istana yang menyusun dan mengarahkan aksi blusukan tersebut. Rocky menilai tim Istana tidak bisa mempertimbangkan reaksi publik yang mungkin muncul.
Baca juga : BIN Lacak Provokator ‘Jokowi End Game’ yang Tuntut Presiden Mundur
Rocky menjelaskan, sudah selama hampir satu dekade Jokowi menggunakan metode blusukan ini, tepatnya sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia pun menganggap tidak ada perbedaan dari pola pencitraan masuk ke gorong-gorong dan mendatangi apotek.
“Sama-sama membawa kamera,” ucapnya.
Senada dengan Rocky, epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyatakan bahwa aksi blusukan Jokowi mencari obat ke apotek justru tidak mendidik masyarakat. Sebab, Pandu menyebut obat-obat yang dicari Jokowi merupakan obat keras yang tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter.
Baca juga : Angka Kasus Kematian Covid Melejit, Luhut Beri Arahan Anies-Ganjar Cs
“Itu enggak boleh, tidak mendidik publik untuk jangan melakukan pengobatan sendiri. Itu obat keras,” tegas Pandu, Sabtu (24/7/21).
Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memaparkan, aksi blusukan Jokowi, seperti masuk ke gorong-gorong, menjadi tukang tambal ban, hingga tukang becak membuat mantan Wali Kota Solo tersebut dinilai “merakyat”. Ia pun mengklaim hal itu pula yang mengantarkan Jokowi berhasil menjadi presiden. Meski begitu, ia berpendapat momentum saat ini tak tepat bagi Jokowi untuk blusukan.