
TIKTAK.ID – Perancang Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, I Nyoman Nuarta, sempat mengatakan bahwa anggaran pembangunan Kompleks Istana Negara berkisar di angka Rp2 triliun. Nyoman menyebut angka itu baru hitung-hitungan kasar. Dia pun mengaku belum dapat memastikan anggaran pasti karena proses masih berjalan.
“Kalau pikiran kasar, paling juga Rp2 triliun itu, barangkali,” kata Nyoman melalui wawancara di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (20/1/22), seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Nyoman menjelaskan, anggaran pasti pembangunan Istana di IKN baru akan diketahui usai adanya Detail Engineering Design (DED). Namun dia masih belum bisa memastikan kapan hal itu bakal rampung.
Baca juga : Menilik Peluang Duet Anies Baswedan-Gus Yasin di Pilpres 2024
Meski begitu, Nyoman mulai memperkirakan kalau dana yang dibutuhkan sekitar Rp2 triliun. Nyoman mengaku memperoleh angka tersebut dari menghitung biaya rata-rata pembangunan hotel bintang lima.
“Kita lihat orang membangun hotel-lah sekarang ya, kalau hotel bintang lima dengan luasan sekian kurang lebih miriplah,” tutur Nyoman.
Di sisi lain, biaya pembangunan Istana Negara di IKN menuai kritik dari arsitek sekaligus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Emil itu menilai harga pembangunan istana baru terlalu mahal.
Baca juga : Minta Warga NU Dukung Gus Muhaimin Jadi Presiden 2024, Kiai Ulil Albab Kudus: Hukumnya Wajib!
“Coba bayangkan hanya untuk Istana Negara, menurut saya enggak masuk akal-lah membelanjakan sebesar Rp2 triliun hanya untuk satu fungsi bangunan. Menurut saya sangat berlebihan,” ucap Emil dalam webinar di kanal YouTube Ikatan Arsitek Indonesia Nasional, Rabu (9/2/22).
Perlu diketahui, Istana Negara bakal dibangun di Ibu Kota Negara baru, IKN Nusantara. Kompleks ring satu tersebut dikabarkan akan didirikan di atas tanah seluas 100 hektare.
Seniman I Nyoman Nuarta yang ditunjuk menjadi perancang kompleks tersebut. Nyoman juga sudah mempresentasikan desain dasar Istana Negara IKN Nusantara dan mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga : Tak Ingin Insiden Wadas Ulang Zaman Orba, Partai Buruh Minta Ganjar Tiru Gaya Jokowi Pindahkan PKL Solo
Kemudian Emil mengingatkan agar pembangunan IKN baru tidak boros lahan. Emil mencontohkan Washington DC termasuk kota yang berhasil memanfaatkan lahan dalam membangun kota.
“Saya kira boros lahan menjadi sebuah kebiasaan di kita. Kalau membangun skala besar itu cenderung suka luas-luasan,” terang Emil.
Emil pun khawatir bila masyarakat merasa seperti berada kawasan industri ketika mengakses Istana Negara. Pasalnya, kata Emil, rencana pembangunan IKN masih cenderung memakai paradigma membangun dalam skala besar.
Baca juga : Populi Center: 86 Persen Warga DKI Puas dengan Kepemimpinan Anies Baswedan
“(Kegagalan) itu sudah terjadi di Brazilia, di Ibu Kota Myanmar, di mana-mana. Berusaha menaklukkan tanah seluas-luasnya, tapi lupa kalau manusia itu punya batas-batas psikologis, batas-batas motoris yang harus disusun,” imbuhnya.