TIKTAK.ID – Ribuan orang berkumpul di depan rumah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Yerusalem, pada Sabtu (25/7/20). Mereka berdemonstrasi menuntut pengunduran diri sang Perdana Menteri karena tidak puas dengan penanganan pandemi Covid-19, tingginya angka pengangguran dan kasus korupsi yang menimpa Netanyahu.
Lebih dari 5.000 orang berkumpul di Balfour Street, yang kini menjadi pusat demonstrasi anti rezim, tulis surat kabar Haaretz, menjadikannya protes terbesar dari beberapa pekan ini. Demonstran juga berunjuk rasa di tempat lain di Israel, tulis RT News.
Keluhan pengunjuk rasa terutama berfokus pada penanganan pandemi oleh Netanyahu, termasuk penguncian ketat yang menyebabkan pengangguran meningkat dan lonjakan kasus setelah prosedur jaga keselamatan yang tiba-tiba dicabut pada Mei lalu.
Para demonstran membawa plakat, yang salah satunya bertuliskan, “Bibi, enyahlah!” Plakat lainnya bertuliskan, “Kami muak dengan para koruptor”, dan “Di mana moralnya? Di mana nilainya?”
Mereka meniup terompet, memukul genderang, dan meneriakkan berbagai slogan, termasuk “Satu juta pengangguran,” “Bibi mengundurkan diri,” “Menteri Kejahatan,” “Malu,” dan “Kabinet korup yang kembung, kami muak denganmu”.
Demonstran juga mengecam undang-undang yang disahkan minggu ini yang memberikan kekuasaan darurat rezim hingga 2021, serta penolakan Netanyahu untuk mundur dari jabatannya sebagai PM Israel meski tengah menghadapi tuduhan korupsi.
Demonstran juga menyaksikan kehadiran polisi bersenjata lengkap dan petugas yang menangkap para demonstran dari kerumunan dan kemudian membebaskan mereka tanpa tuduhan, tulis media lokal. Lebih dari 100 orang ditangkap dalam demosntrasi selama seminggu ini.
Namun, kali ini polisi tidak menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan, seperti yang mereka lakukan pada Kamis lalu.
Penyelenggara demonstrasi mengancam melalui sepucuk surat kepada Kepala Polisi Yerusalem bahwa mereka akan mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Israel jika petugas menggunakan taktik seperti pada Kamis itu lagi.
Beberapa demonstran disemprot dengan cairan lada pada Sabtu kemarin oleh orang tak dikenal. Polisi kemudian menangkap seorang tersangka tak dikenal yang ditemukan memiliki semprotan merica, suar dan “bahan yang diduga sebagai obat berbahaya”.
Netanyahu pada Sabtu malam mengecam siaran televisi terkemuka Israel, Channel 12. Dia mengatakan liputan saluran itu tentang demonstrasi itu memicu protes terhadap dirinya.
Israel sendiri saat ini menduduki peringkat ke-37 dunia dengan jumlah kasus sekitar 61.388 kasus dan 464 kematian akibat Covid-19.