TIKTAK.ID – Ribuan warga Palestina di Jericho, selatan Lembah Jordan turun ke jalan untuk berdemonstrasi pada Senin (22/6/20). Mereka memprotes rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk Timur Tengah, termasuk rencana aneksasi Israel atas sejumlah wilayah Pendudukan di Tepi Barat.
Demonstrasi dilakukan sebagai jawaban seruan Presiden Palestina Mahmud Abbas, tulis AFP.
Ini merupakan demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan sejak Trump meluncurkan rencana kontroversial bagi perdamaian Israel-Palestina pada Januari lalu. Namun rencana itu memberikan lampu hijau bagi Israel untuk mencaplok sejumlah permukiman di Tepi Barat dan Lembah Jordan.
Israel segera menyambut rencana Trump itu, sebab Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah merencanakan untuk mengumumkan implementasi rencana Trump itu secepatnya pada awal bulan depan.
Baca juga: Lebih Separuh Negara Anggota Pengadilan Pidana Internasional Kompak Bersatu Melawan Sanksi AS
Palestina tentu saja menolak rencana yang tak adil dan hanya menguntungkan Israel tersebut dan segera berusaha menggalang dukungan internasional untuk menentangnya.
“Jika Israel menganeksasi, maka tidak akan ada tanah yang tersisa untuk negara Palestina,” kata pengunjuk rasa Mohammed Ishloon, 47, yang datang ke demonstrasi dari kamp pengungsi Aqabat Jaber di luar Jericho, tulis France24.
“Kami tidak akan membiarkan Israel mencuri tanah kami,” tambah demonstran Kamal Said.
Rencana aneksasi Israel merusak impian untuk mendirikan negara Palestina, sebab wilayahnya akan dikurangi dan tidak memenuhi permintaan utama Palestina untuk memiliki Ibu Kota di Yerusalem timur.
Para pengunjuk rasa di Jericho mengangkat sejumlah spanduk bertuliskan “Palestina tidak untuk dijual” dan “Tidak ada negara Palestina tanpa Lembah Jordan”.
Utusan khusus Timur Tengah PBB, Nickolay Mladenov, ikut bergabung dalam demonstrasi itu. Dia mengkritik rencana aneksasi yang didukung Amerika, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat “membunuh” perdamaian dan kedaulatan Palestina.
Halaman selanjutnya…