
TIKTAK.ID – Massa besar berkumpul di Ibu Kota Myanmar Nay Pyi Taw untuk menghadiri pemakaman seorang wanita muda yang tewas dalam protes menentang kudeta militer.
Mya Thwe Thwe Khaing yang ditembak di kepala sebelum ulang tahunnya yang ke-20, merupakan korban pembunuhan pertama militer dari setidaknya tiga orang yang tewas dalam protes demonstrasi tersebut.
Dilansir BBC, ribuan orang berbaris di jalan-jalan untuk menghormatinya, beberapa melakukan penghormatan tiga jari yang digunakan sebagai simbol oleh para demonstran.
Militer Myanmar menggulingkan Pemerintah terpilih dan menangkap para penjabat Pemerintah pada awal bulan ini.
Janji militer untuk mengadakan pemilihan ulang telah gagal memuaskan para pengunjuk rasa, yang juga berusaha membebaskan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan anggota lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Militer menuduh telah terjadi kecurangan pada kemenangan telak NLD pada pemilihan tahun lalu, namun hingga kini belum memberikan bukti apa pun.
Mya Thwe Thwe Khaing, seorang pekerja supermarket, terluka ketika polisi berusaha membubarkan pengunjuk rasa awal bulan ini. Dia sempat dirawat di rumah sakit selama 10 hari tetapi meninggal pada hari Jumat.
Mya telah menjadi titik fokus para demonstran, dengan citranya yang sering ditampilkan oleh orang-orang yang menentang kudeta.
Peti matinya dibawa melalui jalan-jalan dengan mobil jenazah hitam dan emas, ditemani oleh ratusan sepeda motor.
Para pengunjuk rasa turun ke jalan lagi di seluruh negeri pada Minggu (21/2/21), meskipun pada hari sebelumnya menyaksikan kekerasan terburuk yang dilakukan militer dalam beberapa minggu demonstrasi.
Dua pengunjuk rasa ditembak mati ketika polisi menggunakan peluru tajam untuk membubarkan massa.
Kematian tersebut memicu kecaman luas, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, “Penggunaan kekuatan mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima.”
Masih pada Minggu ini, istri aktor terkenal Lu Min mengatakan dia telah ditangkap setelah memposting video yang mengecam kepemimpinan militer.
Sebelumnya, raksasa media sosial Facebook mulai menghapus situs berita yang dijalankan oleh militer Myanmar.
“Sejalan dengan kebijakan global kami, kami telah menghapus Halaman Tim Informasi Berita Sejati Tatmadaw dari Facebook karena pelanggaran berulang terhadap Standar Komunitas kami yang melarang hasutan untuk melakukan kekerasan dan mengoordinasikan tindakan merugikan,” kata perusahaan itu.
Situs itu adalah situs utama yang dijalankan oleh militer, digunakan untuk mengeluarkan peringatan kepada pengunjuk rasa dan menyerukan tuduhannya tentang hasil Pemilu.
Facebook adalah sumber utama informasi dan berita di Myanmar. Diperkirakan 22 juta dari 54 juta orang di Myanmar menggunakan Facebook.
Pemimpin militer, Min Aung Hlaing dan panglima militer lainnya sudah diblok dari Facebook karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan terhadap Muslim Rohingya.