TIKTAK.ID – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, berharap langkah jajaran Polresta Malang Kota, Jawa Timur, yang bersujud meminta maaf terkait Tragedi Kanjuruhan pada apel pagi di markas polisi, dapat meyakinkan publik kalau polisi sungguh-sungguh ingin memberikan penawar atas luka itu.
Meski begitu, Reza menilai permintaan maaf itu tidak akan ada artinya jika pengusutan kasus ini tak dilakukan secara tuntas dan akuntabel dalam prosesnya. Kemudian dia menyinggung “Reformasi Kepolisian” yang telah menahun digemakan, namun hasilnya seperti tak terlihat sampai kini dalam praktiknya.
“Permintaan maaf tanpa akuntabilitas jelas tak banyak bermanfaat. Sama seperti frasa ‘Reformasi Kepolisian’. Telah membahana sejak puluhan tahun silam, lalu digemakan lagi hari-hari belakangan ini, tapi bagaimana reformasi itu akan dilakukan? Entahlah,” ucap Reza melalui keterangan tertulis, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Senin (10/10/22).
Baca juga : Paslon Ini yang Bisa Kalahkan Duet Anies-AHY Menurut Survey LSI Denny JA
Lebih lanjut, Reza mengatakan langkah jajaran Polresta Malang itu mengingatkannya pada aksi simpatik polisi terhadap isu rasialitas aparat Amerika Serikat (AS) yang berujung kematian warga kulit hitam, George Floyd.
“Mengingatkan saya terhadap aksi simpatik serupa yang dilakukan oleh banyak personel polisi pascatewasnya George Floyd di lutut polisi,” terang Reza.
“Penyesalan sekaligus permintaan maaf seperti ini memang sangat penting. Sebab, berbeda dengan urusan pidana dan etik yang barangkali bakal selesai beberapa pekan atau beberapa bulan, luka batin masyarakat pasti bakal menganga dalam waktu yang sangat lama,” sambungnya.
Baca juga : Demokrat: AHY Pemimpin Berani, Anies Cerdas dan Berprestasi
Reza lantas berharap agar Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dapat mengeluarkan perintah eksekutif (executive order) khusus mengenai persenjataan dan prosedur penanganan massa oleh Polri. Dia mendasarkan itu atas langkah Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS), Barack Obama ketika mengeluarkan executive order bagi polisi di Negara Paman Sam tersebut.
“Namun saya pesimis Jokowi akan mengeluarkan executive order semacam itu. Jadi, Kapolri saja yang mengambil langkah komprehensif dengan cakupan seluas executive order Obama tadi,” tutur Reza.
Sementara itu, Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Eko Novianto membenarkan soal aksi sujud bersama oleh para personel itu. Dia menjelaskan, sujud bersama itu dilakukan dalam apel yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, pada Senin pagi.