TIKTAK.ID – Bank Dunia, Selasa (18/5/20) kemarin memprediksi pandemi virus Corona dapat menyebabkan 60 juta orang jatuh dalam kemiskinan yang ekstrem, tulis CNN.
Peringatan itu mengisyaratkan pesimisme yang semakin dalam di antara para ekonom tentang skala dan durasi kejatuhan ekonomi yang oleh Bank Dunia disebut sebagai “krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Bank Dunia, yang memberikan pinjaman dan hibah kepada Pemerintah negara-negara miskin, memperkirakan pada bulan lalu bahwa tahun ini akan menandai langkah mundur bersejarah ketidaksetaraan. Dengan adanya pandemi yang “kemungkinan akan menyebabkan peningkatan pertama dalam kemiskinan global sejak 1998.”
Pada blog yang diposting pada 20 April, muncul “perkiraan terbaik” bahwa 49 juta orang akan dipaksa jatuh ke dalam kemiskinan yang ekstrem. Bank Dunia bilang, mereka harus hidup dengan kurang dari $ 1,90 per hari atau sekitar 30 ribu rupiah per hari.
Prospek yang memburuk disebabkan jatuhnya aktivitas perekonomian dan “menghapus banyak kemajuan yang dicapai baru-baru ini dalam pengentasan kemiskinan,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataannya.
Lonjakan kasus Corona di beberapa negara baru-baru ini juga memaksa bank untuk menerapkan apa yang dianggapnya sebagai “respons krisis terbesar dan tercepat” yang pernah ada. Dikatakan, upaya bantuan daruratnya telah mencapai ke 100 negara berkembang, yang merupakan rumah bagi 70 persen populasi di dunia.
Bank Dunia bertujuan untuk membantu masyarakat rentan dengan memberikan hibah dan pinjaman kepada individu dan bisnis, serta menangguhkan pembayaran utang untuk beberapa negara termiskin di dunia. Secara keseluruhan, pihaknya telah berjanji mengeluarkan setidaknya $ 160 miliar untuk memerangi virus sejauh ini.
Sejumlah pekerja migran di seluruh dunia kehilangan pekerjaannya karena pandemi, mereka berhenti bekerja di berbagai industri. Akibatnya, Bank Dunia memperkirakan bahwa pengiriman uang global, atau uang yang dikirim ke rumah untuk keluarga, dapat turun hingga 20 persen, atau sekitar $ 100 miliar, tahun ini.
Para pemimpin hak asasi manusia, pada Rabu (20/5/20), juga mengingatkan bahwa puluhan juta orang di Afrika mungkin menjadi miskin sebagai akibat krisis.
“Kami tidak sanggup berpangku tangan dan berharap penyakit yang paling viral dan mematikan ini melewati Afrika, yang merupakan rumah bagi banyak negara termiskin di dunia dan tidak dalam posisi untuk menangani pandemi semacam itu,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet dan Ketua Komisi Afrika untuk Hak Asasi Manusia dan Masyarakat, Solomon Dersso dalam sebuah pernyataan bersamanya.
Bank Dunia mengatakan bulan lalu mereka memperkirakan bahwa orang-orang di Afrika sub-Sahara akan menjadi yang paling menderita.
Saat ini, 39 dari 100 negara target Bank Dunia ada di sana, dan setidaknya 23 juta penduduk di wilayah ini diperkirakan akan jatuh miskin ekstrem karena wabah virus Corona.
Asia Selatan juga dibilang cenderung yang menderita. Selain Nigeria dan Republik Demokratik Kongo, ekonom Bank Dunia mengatakan bulan lalu bahwa India, salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, diperkirakan menjadi negara dengan “perubahan terbesar dalam jumlah orang miskin,” yaitu sekitar 12 juta orang terkena dampaknya.
“Tempat-tempat di mana virus mengakibatkan korban tertinggi tergantung pada dua faktor utama,” tulis para analis di bank dalam postingan blognya. “Dampak virus terhadap aktivitas ekonomi dan … jumlah orang yang hidup dekat dengan garis kemiskinan internasional.”