TIKTAK.ID – Belakangan ini prostitusi seleb di Indonesia semakin marak. Setelah artis Hana Hanifah, muncul lagi Vernita Syabilla. Dua seleb tersebut menjadi sorotan publik lantaran kasusnya belum lama ini.
Saat ini, Hana Hanifah dan Verlita Syabilla ditetapkan sebagai saksi dari kasus prostitusi. Mereka pun sudah kembali ke Jakarta dan menjalankan kegiatannya seperti biasa.
Menanggapi hal itu, psikolog Cassandra menjelaskan, sebenarnya bukan hanya selebritis saja yang bisa terjebak dalam kasus prostitusi. Melainkan semua kelompok memungkinkan untuk terjebak dalam kasus prostitusi ini.
“Bukan hanya seleb. Semua kelompok memungkinkan untuk terjerumus dalam fenomena ini,” ujar Cassandra, seperti dilansir Detikcom, Sabtu (1/8/20).
Cassandra mengatakan fenomenta itu lantaran iming-iming pendapatan penghasilan yang cepat, terutama dalam kondisi pandemi virus Corona (Covid-19).
“Karena adanya iming-iming penghasilan yang tinggi dalam waktu cepat. Terutama saat kondisi kesulitan ekonomi seperti ini,” terang Cassandra.
Namun untuk kasus selebriti sendiri, lanjut Cassandra, umumnya ada fenomena human trafficking atau perdagangan manusia di balik gemerlap dunia entertainment.
“Tetapi untuk profesi selebriti sendiri umumnya, terdapat fenomena human trafficking di balik gemerlap dunia entertainment,” ucap Cassandra.
“Ketika bintang baru ingin maju dan mencapai karier, namun mereka terjebak dalam pusaran human trafficking yang awalannya disebutkan sebagai ‘job’ entertainment,” imbuhnya.
Cassandra pun menyatakan harus dibedakan antara sekelompok individu yang memang menggunakan dalih dunia hiburan. Ia menilai kelompok tersebut dengan sengaja menggunakan kedok dunia hiburan untuk mencari nafkah dengan cara instan.
Lebih lanjut, Cassandra beranggapan kasus prostitusi bukanlah hal yang baru. Menurutnya, prostitusi merupakan profesi atau pekerjaan yang umurnya paling tua.
“Prostitusi adalah salah satu bentuk profesi atau pekerjaan yang paling tua umurnya. Tidak memerlukan kualifikasi khusus selain fisik dan memberikan penghasilan yang besar dalam waktu cepat,” jelas Cassandra.
Ia menerangkan, sejak dulu prostitusi ini sudah ada dan sudah menjadi satu profesi yang memang tidak bisa ditutup dengan sebelah mata.
“Sejak dulu selalu ada, kemudian dengan adanya kemajuan IT menjadi lebih mudah. Sejak dulu sudah marak, hanya sekarang upaya mengatasinya lebih giat,” ucapnya.