
TIKTAK.ID – Salah satu program ketahanan pangan atau Food Estate yang digagas oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, diketahui mulai panen pada Jumat (12/2/21). Hasil panen perdana padi tersebut pun diharapkan bisa memproduksi padi sebanyak 17 ton per hektare, jauh melebihi rata-rata produktivitas sawah petani konvensional yang hanya mampu mencapai 7-8 ton per hektare.
Pada proyek percontohan Food Estate di Cisaat, Kabupaten Bekasi, menerapkan sistem pertanian presisi (precision agriculture) seluas 5 hektare (dari total 60 hektare lahan yang tersedia). Lahan itu lantas ditanami dengan aneka komoditas. Mulai dari padi, jagung, jeruk, kopi, kakao, singkong, hingga aneka sayuran.
Semua rumpun tanaman juga dialiri selang yang menyalurkan nutrisi dan air. Teknologi tersebut diklaim dapat menghemat air hingga 40 persen, dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Baca juga : Ahok Blak-blakan Soal Dirinya Tak Dikehendaki Jadi Pasangan Jokowi di Pilkada DKI
Kemudian di tanah juga dipasang sensor yang akan memberitahu untuk menghentikan aliran air dan nutrisi jika padi sudah merasa “kenyang” nutrisi.
“Kami harap, dengan adanya uji coba ini, publik dapat melihat upaya peningkatan produktivitas pangan dengan teknologi pertanian presisi. Dengan begitu, kelak bisa diterapkan di lahan yang lebih luas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujar Prabowo, seperti dilansir Tempo.co.
Ia menjelaskan, lahan uji coba padi dengan varietas Inpago 10 menempati petak seluas 3.000 meter persegi. Selain itu, pola tanam padi dengan model pertanian presisi ini memungkinkan jarak tanam menjadi lebih padat sekitar 5 x 5 cm, berbeda dengan teknik cocok tanam konvensional yang mencapai 30 x 40 cm.
Lebih lanjut, populasi batang padi yang lebih padat di areal tanam dengan sistem pertanian presisi berupa pemasangan pipa-pipa kecil pengantar pupuk dan air (fertigation system pipe), memungkinkan gabah kering panen hingga jumlah yang berlipat ganda.
“Kami memprediksi, dapat mencapai sekitar 3-4 kali lipat dari pola bercocok tanam biasa,” tutur Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Mayor Jenderal Dadang Hendrayudha, di Cisaat, Bekasi.
Demi kepentingan uji coba dan penelitian malai (bulir padi), pihak pelaksana penanaman pertanian presisi dari PT Buwana Selaras Investment (BSI) mengaku berencana melakukan tindak lanjut untuk proses penelitian kualitas dan kuantitas gabah kering panen yang dihasilkan.