TIKTAK.ID – Demonstrasi menentang pembatasan Covid-19 di Belanda terus berlanjut pada malam kedua. Protes kali ini menyebabkan lima pertugas polisi terluka dan 40 orang ditangkap di tiga provinsi.
Petugas keamanan dengan perlengkapan anti huru-hara menyerang kelompok demonstran di Den Haag pada Sabtu malam. Sedangkan pengunjuk rasa melawan, melempari polisi dengan batu dan kembang api, sementara meriam air digunakan untuk memadamkan tumpukan sepeda yang terbakar di persimpangan yang padat, seperti yang dilansir Al Jazeera, Minggu (21/11/21).
Lima petugas terluka di Den Haag, salah satunya mengalami luka serius, kata pernyataan polisi.
Polisi melakukan pengamanan dengan menunggang kuda dan menangkap 19 orang, salah satunya karena melemparkan batu ke kaca depan ambulans yang lewat.
Sedang 13 penangkapan lainnya dilaporkan dilakukan di dua kota di provinsi selatan Limburg, sementara gangguan juga dilaporkan di provinsi utara Flevoland. Delapan orang ditangkap di kota Urk, tempat stasiun pengujian Covid-19 dibakar pada awal tahun ini.
Sementara itu, ada penggemar sepakbola yang marah karena penguncian mengganggu dua pertandingan sepak bola yang dimainkan secara tertutup akibat aturan virus Corona, menurut media Belanda.
Pertandingan divisi pertama di kota barat Alkmaar dan kota timur Almelo, antara AZ-NEC dan Heracles-Fortuna Sittard harus dihentikan selama beberapa menit, kata media Belanda.
Kerusuhan itu terjadi sehari setelah polisi menembaki pengunjuk rasa di Rotterdam di tengah apa yang disebut wali kota kota pelabuhan itu sebagai “pesta pora kekerasan” yang pecah pada protes terhadap pembatasan Covid-19.
Sedikitnya tiga orang terluka dan 51 orang ditangkap di Rotterdam.
Ini adalah salah satu kekerasan terburuk di Belanda sejak langkah-langkah penanganan bvirus Corona pertama kali diberlakukan tahun lalu.
Pada Januari, para perusuh juga menyerang polisi dan membakar jalan-jalan di Rotterdam setelah jam malam diberlakukan.
Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus mengutuk peristiwa itu.
“Kerusuhan dan kekerasan ekstrem terhadap petugas polisi, polisi anti huru-hara dan petugas pemadam kebakaran tadi malam di Rotterdam menjijikkan untuk dilihat,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Memprotes adalah hak utama dalam masyarakat kita, tetapi apa yang kita lihat tadi malam hanyalah perilaku kriminal. Tidak ada hubungannya dengan demonstrasi,” tambahnya.
Investigasi independen terhadap penembakan oleh polisi mulai dibuka, seperti halnya setiap kali polisi Belanda menggunakan senjata mereka.
Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan penguncian akhir pekan lalu selama tiga minggu dalam upaya untuk memperlambat kebangkitan penularan virus Corona, namun infeksi harian di negara itu tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi.
Pemerintah Belanda sekarang berencana untuk melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki beberapa tempat, yang disebut opsi 2G.