TIKTAK.ID – Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Profesor Hamdi Muluk memandang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mempunyai peluang yang sama dalam pencalonan di Pilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Catatan saya, biar kita tidak salah ambil kesimpulan, Anies, Ridwan serta Ganjar, sebenarnya tak dapat dikatakan lebih baik dari yang lain,” terang Hamdi dalam zoom meeting Arus Survei Indonesia (ASI), di Jakarta, Selasa (13/7/21), sebagaimana dilansir Sindonews.
Pada survei ASI itu, Anies, Ganjar, dan Ridwan mencuat sebagai tiga nama paling banyak terpilih yang menjadi figur dipandang sesuai sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.
Baca juga : Masker Bisa Deteksi Covid-19, Akurasi Setara PCR
“Penilaian angka mereka sama-sama di angka 8. Beda jika andaikan masuk di angka 5. Namun tiga orang ini bedanya cuma koma. Ternyata, tiga-tiganya sama saja. Catat ya, tidak ada beda,” terangnya.
Bagi Hamdi, ketiganya mempunyai peluang yang setara dalam Pilpres 2024. Termasuk, peluang tak memperoleh dukungan parpol (partai politik) mana pun. “Apakah para elite bakal memilih ketiga orang ini, tak ada jaminan juga. Bisa saja ketiga orang ini tak digunakan,” lanjutnya.
Walaupun begitu, Hamdi menambahkan, setiap parpol ikut memikirkan semacam lomba di pacuan kuda. Mereka bakal menentukan kuda yang kencang berlari sebagai pilihan untuk diberikan taruhan.
Baca juga : Viral Ahok Buka Program Pengobatan COVID-19 Bayar 5 Ribu, Ini Faktanya
“Namun terdapat dilema kepercayaan, partai-partai itu cenderung bakal mengatur permainan supaya menang. Jika di pacuan kuda, dia cari yang larinya kencang. Namun dia juga tak yakin, lantaran di menit terakhir ada saja blok yang berkhianat,” imbuhnya.
Untuk diketahui, tiga Kepala Daerah tersebut merupakan tiga nama paling tinggi dalam Survei Pakar yang diterbitkan pada Selasa (13/7/21). Survei ini digelar Arus Survei Indonesia, menjajaki 130 pakar serta pembuat opini publik untuk memetakan “Kapasitas Calon Presiden RI untuk Pilpres 2024”.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Ri’fan menyatakan hasil riset dari narasumber pakar itu sebagai gambaran figur, bukanlah mengacu popularitas di tengah masyarakat, melainkan berdasar faktor kapabilitas atau kemampuan dalam pandangan pakar.