TIKTAK.ID – Presiden China, Xi Jinping memperingatkan para pemimpin dunia agar tidak memicu “Perang Dingin Baru” dan mendesak persatuan untuk menghadapi pandemi virus Corona.
“Untuk membangun kelompok kecil atau memulai Perang Dingin Baru, menolak, mengancam atau mengintimidasi orang lain … hanya akan mendorong dunia ke dalam perpecahan,” kata Xi di forum Davos yang dilaksanakan secara virtual pada Senin (25/1/21), seperti yang dikutip dari Aljazeera..
Kata-kata tersebut tampaknya ditujukan pada rencana Presiden AS, Joe Biden yang akan merevitalisasi aliansi global untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.
Biden, kini sibuk menangani beberapa krisis dalam negeri yang mendesak, sehingga ia tidak berpartisipasi di Davos dan menugaskan Utusan Iklim AS, John Kerry untuk mewakili Washington.
Sebelumnya, di bawah pemerintahan Donald Trump, AS selalu menarget China.
Xi mengatakan konfrontasi “akan selalu berakhir merugikan bagi setiap negara dan mengorbankan kesejahteraan rakyat”.
Xi, yang tampil untuk pertama kalinya di forum tersebut sejak pembelaannya yang kuat terhadap perdagangan bebas dan globalisasi dalam pidatonya di Davos pada 2017, pada pidato sekitar 25 menitnya, menganjurkan multilateralisme sebagai jalan keluar dari tantangan saat ini.
“Kita harus membangun ekonomi dunia yang terbuka… membuang standar, aturan, dan sistem yang diskriminatif dan eksklusif, dan menghilangkan hambatan perdagangan, investasi, dan pertukaran teknologi,” katanya.
G20 -forum internasional yang mengelompokkan 19 negara berkembang dan berkembang terbesar, ditambah Uni Eropa- harus diperkuat sebagai “forum utama untuk tata kelola ekonomi global” dan dunia harus “terlibat dalam koordinasi kebijakan makroekonomi yang lebih erat”, tambah Xi.
Ia melanjutkan, komunitas internasional harus diatur sesuai dengan aturan dan konsensus yang dicapai oleh semua negara, bukan dengan satu atau beberapa perintah, katanya, tanpa menyebut nama negaranya.
Di bawah kepemimpinan Trump, ketegangan memanas antara AS dan China, dua ekonomi teratas dunia, terjadi pada berbagai masalah, mulai dari perdagangan dan teknologi hingga persoalan Hong Kong, Xinjiang, dan virus Corona.
Pemimpin China itu juga menegaskan kembali janji iklim ambisius Beijing untuk memangkas emisi karbon hingga 65 persen pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060 -keduanya merupakan komitmen signifikan karena China memproduksi seperempat gas rumah kaca dunia.
“Memenuhi target ini akan membutuhkan kerja keras yang luar biasa dari China. Akan tetapi kami percaya bahwa ketika kepentingan seluruh umat manusia dipertaruhkan, China harus melangkah maju, mengambil tindakan dan menyelesaikan pekerjaan,” tandasnya.