TIKTAK.ID – Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dilarikan ke rumah sakit setelah mengamali cegukan terus menerus tanpa henti. Kabar itu disampaikan kantor presiden yang dirilis melalui portal berita G1 Globo.
Catatan itu menambahkan bahwa Presiden akan mendapat pengawasan medis hingga 48 jam ke depan. Mereka juga menyatakan bahwa presiden dalam kondisi baik-baik saja dan tetap bersemangat.
Bolsonaro sebelumnya mengeluh soal cegukannya, yang dia kaitkan dengan obat dari resep setelah menjalani operasi gigi pada 3 Juli lalu.
Reuters sebelumnya mengutip sumber tak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Presiden dirawat di rumah sakit pada hari sebelumnya di sebuah rumah sakit tentara di Ibu Kota Brasilia. Menurut outlet berita lokal Globo, Presiden dirawat di rumah sakit untuk pengujian medis yang tidak ditentukan setelah dia merasakan sakit perut pada dini hari Rabu (14/7/21), seperti yang dilaporkan Sputniknews.
Sejak Bolsonaro ditikam dan terluka parah di bagian ususnya pada kampanye presiden 2018, kesehatannya menjadi labil.
Perkembangan tersebut bersamaan dengan partai-partai sayap kiri dan tengah di Brasil yang mengajukan “petisi super” ke Kamar Deputi, Majelis Rendah Parlemen, untuk memakzulkan Bolsonaro pada akhir Juni.
Setelah dua setengah tahun menjabat sebagai Presiden Brasil yang kontroversial, Bolsonaro kini berada di bawah tekanan yang sangat kuat atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19.
Bahkan, pada awal bulan, puluhan ribu orang turun ke jalan untuk memprotes tuduhan korupsi yang melibatkan pembelian vaksin.
Bolsonaro menghadapi kritik yang terus menerus atas kebijakannya, terutama yang terkait dengan tanggapan pemerintahannya terhadap pandemi Covid-19.
Dia telah berulang kali dituduh meremehkan risiko pandemi, bahkan menentang pembatasan virus Corona. Meskipun dia sendiri tertular virus itu pada musim panas lalu, dia secara konsisten menyatakan skeptis terhadap vaksin Covid-19 dan baru-baru ini mengubah pendapatnya, mengingat Brasil telah menjadi salah satu pemimpin dunia dalam hal infeksi kumulatif.
Setidaknya, sang Presiden telah menghadapi sedikitnya 23 dakwaan, termasuk salah satunya yang berkaitan dengan pembelian vaksin Covaxin untuk virus Corona dan tuduhan pelanggaran terkait protokol kesehatan.