
TIKTAK.ID – Pengamat ekonomi energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman mengungkapkan bahwa salah satu penyebab Pertamina merugi adalah obligasi global (global bond). Ia mengatakan utang obligasi itu yang membuat krisis keuangan di Pertamina.
“Seperti yang dikatakan oleh Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Pertamina itu cuma hobi utang-utang saja. Ini adalah salah satu penyebab Pertamina merugi,” ujar Yusri melalui diskusi secara virtual, seperti dilansir Sindonews.com, Sabtu (19/9/20).
Kemudian Yusri memprediksi di tahun 2021 sampai 2023 mendatang, Pertamina akan menghadapi krisis keuangan. Pasalnya, ia menilai saat itu Pertamina harus membayar global bond yang sudah jatuh tempo.
Baca juga : Selain Rachmawati Soekarnoputri, Siapa Lagi Dewan Pembina Gerindra Pilihan Prabowo?
“Sebenarnya Pertamina mengalami masa-masa kritis di tahun ini dan tahun depan karena akan membayar utang yang cukup besar,” terang Yusri.
Tidak hanya itu, Yusri juga menyoroti pembelian blok migas yang dilakukan oleh Pertamina. Ia menyatakan terdapat kecenderungan mark up dalam akuisisi pembelian blok migas.
“Blok migas itu ada tanda kutip yang dituduhkan kepada Ahok. Apalagi produksi blok migas tersebut juga tidak baik hasilnya. Jadi kebijakan yang aneh-aneh seharusnya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” tutur Yusri.
Baca juga : Lewat Acara Gowes Bareng, Kapolda-ICJS Jateng-Komisi 3 DPR RI Kampanye Bersama Lawan Corona
Sebelumnya, Pertamina disebut mengajukan pinjaman atau utang sebesar US$3 miliar atau setara Rp44,1 triliun (kurs Rp14.700) melalui enam bank asing.
Dikutip CNNIndonesia.com dari Global Capital, Senin (7/9/20), Pertamina dikabarkan mencari pendanaan dari bank Eropa, BNP Paribas, Citi, Credit Agricole, MUFG Bank, Societe Generale, dan Sumitomo Mitsui Banking Corp untuk mengakuisisi sejumlah aset di bidang energi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada Juni lalu menyampaikan bahwa perusahaan membutuhkan dana sebesar US$133 miliar hingga 2026 nanti untuk menggenjot kapasitas produksi. Menurutnya, Pertamina akan mengambil pendanaan eksternal, penawaran umum perdana, dan pembiayaan proyek sekitar $49 miliar.
Baca juga : Anies Klaim Standar Tes Swab DKI Lima Kali Lipat dari WHO, Benarkah?
Ia menjelaskan, untuk tahun ini, Pertamina akan mengeluarkan dana sekitar US$6,2 miliar untuk sejumlah proyek strategis nasional. Ia pun menyebut pihaknya membutuhkan dana untuk menjaga produksi hulu karena banyaknya sumur tua.