Kebebasan beragama dan berkeyakinan di tanah air kembali tercoreng dengan praktik intoleransi yang baru-baru ini terjadi di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pengurus DPD ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) kabupaten Probolinggo mengeluhkan adanya penolakan beberapa pihak terkait rencana pendirian gedung ormas ABI di kawasan desa Pabean kecamatan Dringu, hanya karena ormas tersebut bermadzhab Syiah. Ironisnya, kali ini salah satu pelakunya adalah oknum dari ormas yang selama ini dikenal toleran, Nahdlatul Ulama (NU).
Anis Nufauzi, Sekretaris DPD Ormas ABI kabupaten Probolinggo dalam keterangannya kepada awak media usai rapat koordinasi dengan Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) kabupaten Probolinggo, Kamis (18/11), mengatakan, bahwa rencana pendirian gedung ormas ABI mendapat penentangan atau penolakan dari beberapa pihak termasuk dari TKPRD dengan alasan-alasan yang menurutnya sangat subyektif.
Sekedar diketahui, hasil rapat antara pengurus ormas ABI dengan TKPRD nantinya akan diserahkan kepada Sekda Kabupaten Probolinggo yang selanjutnya akan dijadikan keputusan apakah pembangunan gedung ormas ABI tersebut bisa dilanjutkan atau tidak.
Baca juga : Ormas ABI ‘Gugat’ Distorsi Media yang Ceroboh Sebut Tersangka Teroris Farid Okbah Cs sebagai ‘Tokoh Syiah’
Yang dipertanyakan Anis, mengapa dalam rapat dengan TKPRD terdapat pihak-pihak intoleran dan sejak awal memang menolak pembangunan gedung ormas ABI.
“Rapat penataan ruang daerah tapi MUI dan NU dilibatkan, ada apa?,” tanya Anis.
“dan herannya lagi saat pleno, kami pengurus ABI diminta keluar sementara mereka (MUI dan NU) tetap ikut pleno, jelas saja hasilnya merekomendasikan untuk menolak (pembangunan gedung ABI),” keluh Anis.
Menurut Anis, sebenarnya warga sekitar tidak mempermasalahkan rencana pembangunan gedung ormas ABI tersebut, hanya segelintir orang saja yang menolak sekaligus menjadi provokator dengan mendatangkan orang-orang dari daerah lain sehingga jumlah orang yang menolak keberadaan gedung ABI seolah-olah banyak.
Baca juga : Pejabat MUI Sekaligus Tokoh Anti Syiah Farid Okbah Ditangkap Densus 88
“Saya heran, padahal warga sekitar tidak ada masalah dan bahkan mendukung,” ujar Anis sambil menunjukkan bukti daftar tanda tangan dukungan warga disekitar lokasi lahan yang akan didirikan gedung ormas ABI.
Anis mengatakan bahwa keberadaan ormas ABI dimata hukum legal dan diakui negara, namun sayangnya beberapa oknum bertindak seolah-olah mereka lebih memiliki otoritas dibanding negara itu sendiri.
Anis tidak menepis adanya segelintir warga disekitar lokasi lahan yang tidak turut mendukung dan menolak rencana pembangunan gedung ormas ABI.
Baca juga : Terduga Teroris, Anggota Komisi Fatwa MUI Zain An-Najah Ditangkap Densus 88
“Jumlah warga Pabean yang tidak mendukung hanya segelintir, jauh lebih banyak yang mendukung,” ujar Anis.
Menurut Anis sejumlah kecil warga yang tidak mendukung tersebut diketahui sebagai aktifis DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), organisasi dimana terduga teroris, Zain an-Najah, menjabat sebagai Wakil Ketua di Pimpinan Pusat dan terduga teroris lainnya, Farid Okbah pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Syura di Pimpinan Wilayah DKI.