TIKTAK.ID – Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, diketahui telah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Gedung Nasdem Tower, Jakarta, pada Rabu (1/6/22).
Prabowo terlihat datang didampingi oleh sejumlah petinggi Partai Gerindra, mulai dari Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad hingga Sekjen Ahmad Muzani. Prabowo tampak tiba di lokasi sekitar pukul 11.50 WIB.
Kemudian ketika disinggung maksud kedatangannya, Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut enggan menjelaskan secara gamblang. Prabowo hanya menyebut kunjungan itu adalah undangan dari Surya Paloh langsung.
Baca juga : DPR Desak Kepolisian Selidiki Aktor Utama Penyebar Ajakan Tegakkan Khilafah
“Tak ada agenda khusus. Saya diundang oleh kawan saya, jadi saya datang,” ujar Prabowo, seperti dilansir MNC Portal Indonesia.
Prabowo juga tidak mengungkapkan maksud undangan Surya Paloh tersebut. Dia mengatakan undangan ini hanya sebatas makan siang.
“Makan siang saja,” terang Prabowo sambil masuk ke dalam Gedung Nasdem Tower.
Baca juga : Petinggi PDIP Kritik Syahwat Politik Ganjar yang Terlalu Vulgar
Setelah itu, mantan Danjen Kopassus itu bersama rombongan langsung menuju ruangan kerja Surya Paloh dengan menggunakan lift. Pertemuan tersebut pun berlangsung secara tertutup.
Di sisi lain, Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Khoirul Umam menilai pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh bukan sebagai langkah untuk berkoalisi. Dia menganggap peluang koalisi antara Partai Gerindra dan Partai NasDem dalam Pemilihan Presiden 2024 relatif kecil lantaran perbedaan pandangan politik Prabowo dan Surya Paloh.
“Kedua pemimpin partai itu punya cara pandang dan model pendekatan yang jauh berbeda,” ucap Umam lewat keterangan tertulis, Rabu (1/6/22), mengutip Tempo.co.
Baca juga : Heboh Pendukung Khilafah Konvoi dan Bagi Selebaran di Jaktim, Polisi Ambil Sikap
Menurut Umam, Surya Paloh adalah salah satu pihak yang selalu mengingatkan bahaya eksploitasi politik identitas dalam Pilpres 2019. Dia menyebut Surya Paloh juga menjadi pihak yang menolak Prabowo masuk ke Pemerintahan Jokowi usai pemilihan tersebut.
Umam mengklaim Surya Paloh ingin menjadi King Maker, sehingga tidak ingin langkahnya dikunci oleh pihak yang ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden, seperti Prabowo. Umam pun menduga atas alasan yang sama, NasDem enggan ikut Koalisi Indonesia Bersatu yang dipimpin Partai Golkar.