Prabowo Temui PM Malaysia Bahas Kenaikan Tarif Trump ke Negara ASEAN

TIKTAK.ID – Presiden RI, Prabowo Subianto diketahui telah menemui Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Malaysia. Momen silaturahmi setelah Lebaran itu turut menjadi ajang kedua pemimpin negara tersebut untuk membahas beberapa isu penting.
“Dalam suasana lebaran yang penuh keberkatan, saya sudah menerima kunjungan silaturahmi daripada sahabat lama yang juga Presiden Indonesia, yaitu Bapak Prabowo Subianto, lewat petang tadi,” tulis Anwar Ibrahim melalui akun Instagram-nya, seperti dilansir detikcom, pada Senin (7/4/25).
Anwar mengatakan bahwa pertemuannya dengan Prabowo membicarakan sejumlah isu penting. Dia memaparkan, salah satunya terkait kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang diberlakukan bagi negara-negara ASEAN, termasuk Malaysia dan Indonesia.
Baca juga : DPR Hormati Pihak yang Gugat UU TNI ke MK
“Kami berbincang soal isu-isu serantau yang penting, termasuk dampak tarif baharu yang diterapkan oleh Amerika Syarikat terhadap negara-negara ASEAN,” ujar Anwar.
“Tidak hanya menyentuh usaha dan tindakan bersama dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Myanmar yang terkesan akibat bencana gempa baru-baru ini,” imbuh Anwar.
Anwar pun berharap dengan pertemuan itu hubungan persahabatan dan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia bisa menjadi semakin erat.
Baca juga : Pengurus Danantara Resmi Ditetapkan, Ada Nama Ray Dalio dan Thaksin Shinawatra
“Semoga semangat aidilfitri dapat terus memperkuat hubungan persaudaraan dan kerjasama antara Malaysia dan Indonesia atas nama keamanan dan kesejahteraan serantau,” terang Anwar.
Mengutip Tempo.co, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menetapkan tarif impor barang asal Indonesia sebesar 32 persen. Tarif terbaru ini adalah tarif timbal balik atau resiprokal, lantaran Indonesia juga mengenakan tarif terhadap produk-produk dari Negeri Paman Sam yang masuk ke Tanah Air. Akibat kebijakan tersebut, Indonesia menjadi negara ke delapan dengan tarif impor tertinggi.
Menurut pernyataan Trump lewat laman Gedung Putih, pada Rabu (2/4/25), dia menyatakan tarif impor terhadap produk etanol dari AS sebagai alasan Indonesia menjadi salah satu sasaran kenaikan tarif impor, yang Indonesia membebankan tarif sebesar 30 persen. Dia mengaku tarif itu jauh lebih besar daripada yang ditetapkan Pemerintah AS untuk produk serupa, yakni 2,5 persen.
Baca juga : PHBI Desak 2.569 Prajurit TNI Mundur dari Jabatan Sipil Usai UU TNI Diketok Palu
Trump juga mempermasalahkan kebijakan non-tarif. Dia menyinggung kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di banyak sektor, perizinan impor yang buruk, sampai program Presiden RI, Prabowo Subianto yang mewajibkan perusahaan Sumber Daya Alam (SDA) untuk menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri.