TIKTAK.ID – Politikus PDI Perjuangan, Zuhairi Misrawi ikut angkat bicara terkait maksud Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Puan Maharani yang mengatakan, “Semoga Sumbar jadi pendukung Negara Pancasila”.
Pria yang akrab dipanggil Gus Mis tersebut menyebut Sumbar sudah berubah total semenjak 10 tahun dipimpin oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Gus Mis menjelaskan, apa yang disampaikan Puan lebih dalam perspektif kekinian sekaligus harapan agar Pancasila benar-benar membumi dalam laku keseharian dan kehidupan berbangsa kita.
Baca juga : Anies, Emil, dan Ganjar Berlomba Cari Utang, Ini Kata Investor
“Sebab, setelah 10 tahun dipimpin PKS, Provinsi Sumatera Barat memang berubah total. Banyak kader PKS yang memprovokasi masyarakat untuk menolak kepemimpinan Pak Jokowi, padahal beliau adalah Presiden Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap kemajuan Sumatera Barat,” ujar Gus Mis kepada wartawan, seperti dilansir Detik.com, Kamis (3/9/20).
Gus Mis menyatakan tidak hanya semangat berkehidupan berbangsa atas dasar Pancasila yang semangatnya tampak menurun di Sumbar, namun juga tak ada kemajuan berarti selama Sumbar dipimpin kader PKS.
“Selama sepuluh tahun di bawah kepemimpinan PKS nampak tidak ada kemajuan fundamental. Fakta yang ada, intoleransi dan politik identitas justru berkembang di wilayah yang masyarakatnya dikenal terbuka,” terang alumnus Universitas Al Azhar Mesir ini.
Baca juga : Amankan Uang 56,8 Miliar, Bareskrim Bongkar Kejahatan Sindikat Internasional Rugikan Perusahaan Asing
Lebih lanjut, Gus Mis pun berharap berbagai gorengan politik hanya karena akan digelar Pilkada. Ia juga menyarankan ambisi PKS untuk mencoba bertahan di Sumatera Barat lebih mengedepankan kompetisi yang mencerdaskan.
Dalam kesempatan lain, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sependapat dengan penilaian Gus Mis bahwa masyarakat Sumatera Barat memang terbuka.
“Menurut saya, masyarakat Sumbar tidak hanya perpandangan terbuka, tapi juga dikenal religius, kritis, rajin menuntut ilmu, dan tradisi kebudayaan yang luar biasa. Lihat saja makanannya, restoran Padang menjadi ikon makanan nasional Indonesia, bahkan diterima di seluruh penjuru Nusantara,” ucap Hasto.
Baca juga : Ternyata Ahok Tak Diundang Komisi VII DPR dalam Gelar Rapat Dengar Pendapat dengan Pertamina
“Dengan diterimanya makanan Padang secara luas, hal itu patut disyukuri dan menjadikan masyarakat Sumatera Barat juga terbuka bagi seluruh warga bangsa. Inilah hebatnya Indonesia, Pancasila bisa menjadi pemersatu dan jiwa kepribadian bangsa,” imbuhnya.