
TIKTAK.ID – Tim Hukum Front Persaudaraan Islam (FPI), Sugito Atmo Prawiro menyampaikan kronologi sejumlah relawan FPI yang diminta mencopot atribut Front Pembela Islam oleh polisi. Hal itu terjadi ketika mereka sedang memberikan bantuan kepada korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Menurut Sugito, kejadian itu berawal saat relawan Front Persaudaraan Islam mengenakan seragam dan atribut Front Pembela Islam yang lama, ketika tengah membantu di lokasi bencana. Seperti diketahui, Pemerintah telah membubarkan dan melarang Front Pembela Islam melakukan kegiatan.
Sugito melanjutkan, pihak aparat keamanan tidak memperbolehkan relawan untuk memakai atribut Front Pembela Islam di lokasi bencana, dengan alasan organisasi masyarakat itu sudah dibubarkan oleh Pemerintah. Sugito menyebut aparat keamanan meminta agar relawan itu mencopot atribut tersebut.
Baca juga : Hasto Sindir Anies Soal Banjir: Air Hujan itu akan Masuk ke Bumi
“Mereka itu adalah relawan Front Persaudaraan Islam, sebenarnya kan FPI sudah menjadi Front Persaudaraan Islam. Namun ada sebagian [relawan] yang masih menggunakan logo [FPI] lama. Karena itu mereka suruh melepaskan,” ujar Sugito, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (22/2/21).
Sugito mengatakan relawan yang diperintahkan untuk melepas atribut Front Pembela Islam itu terjadi saat memberikan bantuan kepada korban banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, serta di wilayah Kalimantan beberapa hari lalu.
Namun ia mengaku pihaknya tidak mempersoalkan bila relawan harus mencopot atribut tersebut. Ia juga berharap relawan tetap bisa diperbolehkan memberikan bantuan kepada korban banjir bila sudah mencopot atribut tersebut.
Baca juga : Tahap Pertama Gelombang Kedua, 200 Anggota Polda Jateng Ikuti Vaksinasi
“Jadi yang dibubarkan itu kalau ada logo Front Pembela Islam yang lama, sedangkan aktivitas kemanusiaan tetap diperbolehkan. Tetap dilanjutkan, tapi tidak menggunakan seragam yang lama,” imbuhnya.
Sugito lantas menyatakan pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran Front Persaudaraan Islam di seluruh Indonesia, perihal penggunaan atribut dan logo baru. Dengan begitu, kata Sugito, upaya pembubaran dalam melakukan aktivitas kemanusiaan di seluruh Indonesia tidak akan terulang lagi.
“Karena perubahan Front Persaudaraan Islam kan masih baru, jadi tidak sempat mensosialisasikan mengenai masalah seragam dan logonya, masih memakai yang lama,” ucap Sugito.