
TIKTAK.ID – Polisi Lebanon menewaskan sembilan tersangka anggota kelompok ISIS dalam perburuan “teroris” yang terkait dengan beberapa serangan mematikan, termasuk terhadap tentara, kata satu sumber keamanan, Minggu (27/9/20).
Operasi yang dilancarkan pada Sabtu kemarin itu dilakukan lebih dari sebulan setelah tentara dan pasukan keamanan melancarkan perburuan terhadap tersangka pembunuhan terhadap dua polisi kota dan putra Wali Kota desa utara Kaftoun, pada 21 Agustus lalu, tulis France24.
Satuan intelijen polisi menggerebek sebuah rumah di wilayah utara Wadi Khaled di lokasi “tersangka yang terkait dengan kelompok jihadis ISIS bersembunyi”, membunuh semua teroris yang ada di dalam”, bunyi pernyataan Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF).
Sumber keamanan mengatakan “sedikitnya sembilan anggota kelompok itu tewas”.
Namun sumber itu menambahkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan meningkat karena ada banyak mayat yang mungkin terkubur di bawah reruntuhan rumah, yang sebagiannya diledakkan selama operasi polisi.
Pernyataan ISF mengatakan “sel teroris” terdiri lebih dari 15 tersangka. Ia menambahkan bahwa tiga orang telah ditangkap dalam penggerebekan sebelumnya.
Menyusul pembunuhan Agustus lalu di Kaftoun, tentara dan polisi melancarkan operasi untuk melacak para penyerang.
Pada 14 September, militer mengatakan empat tentara tewas ketika berusaha menangkap tersangka “teroris” Khaled al-Tallawi di rumahnya di Lebanon utara, meskipun ia akhirnya berhasil ditembak mati.
Sementara itu, dua tentara Lebanon tewas semalam dalam sebuah serangan terhadap pos militer di daerah Arman-Minyeh, serta di utara negara itu, kata militer pada Minggu ini.
“Dua tentara tewas, dan satu teroris tewas,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Seorang penyerang “mengendarai sepeda motor mencoba masuk ke pos militer, dan anggota tentara menghadangnya, dan langsung membunuhnya”, tambahnya.
Mereka menemukan granat dan sabuk bahan peledak pada pelaku, dikatakan “dia bermaksud untuk melancarakan bom bunuh diri dengan meledakkan diri di dalam pos”.
Wilayah Wadi Khaled dan Arman-Miniyeh berada di dekat kota kedua Tripoli, yang telah diguncang kekerasan yang melibatkan kelompok Islam selama bertahun-tahun, termasuk sebagai bagian dari dampak konflik di Suriah.