TIKTAK.ID – Polisi menyatakan masih belum berencana memanggil mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman terkait temuan benda mencurigakan bertuliskan “FPI Munarman” beberapa waktu lalu di Depok.
Menurut Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar, tulisan itu bisa saja ditulis oleh selain Munarman.
“Kayaknya belum sampai ke sana, karena bisa saja ditulis siapa saja, dan belum tentu yang bersangkutan langsung ditulis ada kaitannya dengan benda tersebut,” ujar Imran kepada wartawan, Kamis (8/4/21), seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Imran mengatakan mengenai temuan itu, hingga sejauh ini sudah ada empat orang saksi yang dimintai keterangan oleh penyidik. Ia menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan para saksi tersebut, hampir semuanya mengaku tidak ada yang melihat siapa orang yang meletakkan benda berbentuk kotak itu.
“Memang dari keterangannya itu tidak ada yang melihat. Kita tahu sendiri kalau lokasinya juga di pinggir sungai. Di sana tidak ada lampu apalagi CCTV, jalannya juga kecil,” terang Imran.
Lebih lanjut, terkait isi dari benda mencurigakan tersebut, Imran mengklaim masih belum memperoleh informasi lanjutan dari Tim Gegana.
“Ini yang belum kita dapatkan dari Tim Gegana,” tutur Imran.
Sebelumnya, terdapat sebuah benda mencurigakan bertuliskan “FPI Munarman” yang ditemukan di warung daerah Limo, Kota Depok, Jawa Barat, pada Minggu (4/4/21) malam. Benda mencurigakan itu yakni sebuah kaleng yang dibungkus menggunakan kertas. Saat penemuan, Tim Gegana pun segera bergerak ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Di sisi lain, Munarman menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kaitan dengan benda mencurigakan bertuliskan “FPI Munarman”.
“Goblok sekali kalau ada orang mau meneror tapi menuliskan namanya sendiri,” ucap Munarman, Senin (5/4/21).
Lantas Munarman meminta agar tidak ada pihak yang mengembangkan temuan itu menjadi fitnah terhadap dirinya. Ia menilai lebih baik kepolisian berfokus menuntaskan penyidikan perkara dugaan pembunuhan di luar hukum (unlawful killing) terhadap 6 Laskar FPI saat bentrok dengan polisi di Jalan tol Jakarta-Cikampek.
“Sudahlah, berhenti memfitnah orang. Pertanggungjawabkan saja pembantaian 6 orang yang dibunuh di KM50. Ini nanti di akhirat akan menjadi persoalan besar bagi para pembunuhnya,” imbuhnya.