TIKTAK.ID – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu diseret ke meja hijau pada Minggu ini. Dia didakwa melakukan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Peristiwa ini merupakan peristiwa bersejarah, sebab pertama kali pemimpin di Israel yang masih resmi menjabat disidangkan, lapor BBC, Minggu (24/5/20).
Pria 70 tahun itu menolak semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Dia juga menolak desakan mundur lawan-lawan politiknya dan terus maju melawan kasus-kasus yang menderanya.
Dia diharuskan tampil dalam sidang di Pengadilan Distrik Yerusalem, seminggu setelah ia dilantik dengan rekor masa jabatan kelima sebagai kepala pemerintahan persatuan, mengakhiri kebuntuan politik lebih dari satu tahun setelah tiga pemilihan yang tidak meyakinkan.
Netanyahu didakwa pada November atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus yang melibatkan hadiah dari teman-teman miliarder dan karena diduga meminta bantuan pengaturan untuk taipan media dengan imbalan liputan yang menguntungkan.
Netanyahu didakwa dengan tiga kasus, yang dikenal sebagai 1.000, 2.000 dan 4.000:
Kasus 1.000 – Penipuan dan pelanggaran kepercayaan: Netanyahu dituduh menerima hadiah, terutama cerutu dan botol sampanye dari pengusaha kakap dengan imbalan bantuan.
Kasus 2.000 – Penipuan dan pelanggaran kepercayaan: Netanyahu dituduh menawarkan bantuan untuk meningkatkan sirkulasi surat kabar Israel Yediot Ahronot dengan imbalan liputan positif atas dirinya.
Kasus 4.000 – Penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan: Ketika masih menjadi Perdana Menteri dan Menteri Komunikasi, Netanyahu dituduh mempromosikan keputusan pengaturan yang menguntungkan pemegang saham pengendali di raksasa telekomunikasi Bezeq, Shaul Elovitch, dengan imbalan liputan positif oleh situs berita Walla milik Elovitch.
Netanyahu membantah keras semua tuduhan terhadapnya. Dia menyebut lawan politiknya sedang melakukan “perburuan penyihir”, dan dia bersumpah akan membersihkan namanya.
Sebagai Perdana Menteri, Netanyahu tidak memiliki kewajiban hukum untuk mengundurkan diri. Dia mengatakan pertempuran di pengadilan tidak akan mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pekerjaannya.
Panel tiga hakim menolak permintaan Netanyahu untuk tak hadir di sidang pembukaan. Rabu depan para hakim akan mendengarkan kasusnya. Pengadilan mengatakan bahwa keadilan harus ditegakkan.
Netanyahu berkilah permintaannya itu semata-mata hanya untuk mematuhi aturan jarak sosial selama pandemi Covid-19.
Sejumlah orang mengkritik bahwa Netanyahu berusaha menghindari image seorang Perdana Menteri duduk di bangku terdakwa.
Enam tahun lalu, mantan Perdana Menteri Ehud Olmert dinyatakan bersalah menerima suap dan menjalani hukuman 16 bulan penjara. Pengadilannya berlangsung setelah masa jabatannya selesai 2006-2009.