
TIKTAK.ID – PKS mendapat kritikan sesama partai penghuni Senayan selepas politikus seniornya, Hidayat Nur Wahid (HNW) melontarkan label “Zionis Nusantara. Sekurangnya terdapat 2 partai yang mengkritik PKS, yakni PKB dan NasDem terhadap pelabelan tersebut.
Bagi HNW, kelompok atau individu yang mendukung Israel layak disebut “Zionis Nusantara”.
“Gaung penolakan kejahatan kemanusiaan dan penjajahan oleh Israel atas Palestina, selalu terdengar jelas dari Indonesia. DPR, MPR, BKSAP, PBNU dan Muhammadiyah sudah membuat pernyataan penolakan yang keras”, ujar Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu pada keterangan tertulisnya, Selasa (18/5/21) sebagaimana dilansir Detik.com.
“PKS bahkan mengirim surat terbuka kepada Presiden AS, Joe Biden yang merupakan pendukung utama Israel”, sambungnya.
Politikus PKS lainnya, Mardani Ali Sera lantas menerangkan perihal Zionis Nusantara bahwa penyebutan itu dihubungkan dengan pihak yang mendukung serangan Israel terhadap warga Palestina.
“Sebutan Zionis Nusantara bisa jadi ditujukan pada mereka yang mendukung Israel padahal tahu kezaliman Israel. Konstitusi kita mengamanahkan untuk meneguhkan prinsip kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” sebut Mardani Rabu (19/5/21).
PKB pun menanggapi pelabelan “Zionis Nusantara” oleh PKS, lantaran terkesan mencampuradukkan yang benar dan yang tidak.
“Pelesetan yang ngaco (sembarangan), mencampurkan yang benar dengan yang batil,” sebut Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB, Jazilul Fawaid Kamis (20/5/21).
Satu pesan dari PKB untuk PKS, janganlah asal menuduh. Lantaran, PKB melihat isu konflik Israel dan Palestina justru dipakai oleh oknum-oknum untuk kepentingan terselubung.
“Tidak usahlah sibuk tuduh-tuduh dan bikin label,” ungkap Jazilul.
“Nyatanya, bukankah terdapat juga sebagian dari kita yang ambil panggung dengan isu Palestina,” imbuhnya.
Sementara NasDem memandang pelabelan Zionis Nusantara bukan tindakan bijaksana. Bahkan NasDem memandang PKS terlampau tendensius.
“Jadi tak bijaksanalah jika kemudian kita melahirkan istilah-istilah baru, Zionis Nusantara, mengkafirkan orang dan lain-lain. Itu terlalu tendensius menurut saya,” ungkap Waketum NasDem Ahmad Ali, Kamis (20/5/21).
Menurutnya, jangan sampai antarwarga jadi saling menuding lantaran memiliki perbedaan pandangan.