TIKTAK.ID – Amazon telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Hal itu tentu membuat karyawan lain cemas, termasuk divisi pengembangan asisten virtual Alexa. Akan tetapi, Amazon memastikan kalau mereka tetap berkomitmen mengembangkan teknologi asisten virtual.
Menurut Amazon Hardware Chief, Dave Limp, pihaknya tidak ingin menyerah begitu saja dalam mengembangkan Alexa, walaupun tim di balik teknologi itu merupakan target utama PHK terbesar dalam sejarah perusahaan.
Pada tahun lalu, Amazon mulai merumahkan karyawannya sebagai bagian dari langkah sang CEO, Andy Jassy menekan biaya di tengah prospek ekonomi yang memburuk dan pertumbuhan pendapatan yang melambat.
Seperti dikutip detik.com dari CNBC, divisi perangkat dan layanan Amazon, yang mengawasi pengembangan produk seperti Alexa, speaker pintar Echo, dan e-reader Kindle, termasuk di antara kelompok yang terdampak kebijakan tersebut.
Hampir 2.000 orang di divisi Limp diberhentikan sebagai dampak dari PHK, bahkan pada pekan ini, Jassy menyebut Amazon bakal memangkas lebih dari 18.000 peran. Sebagian besar yakni para karyawan di toko dan organisasi sumber daya manusianya.
Sebelumnya, seorang sumber yang mengetahui isu itu mengklaim sebanyak 10.000 karyawan Amazon bakal diberhentikan. Akan tetapi sumber tersebut menyatakan jumlahnya tidak akan tetap dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Selain itu, Amazon juga sedang membekukan perekrutan baru di tenaga kerja korporatnya, serta menutup beberapa proyek yang lebih eksperimental. Di antaranya layanan telehealth dan perangkat panggilan video untuk anak-anak.
“Apa yang kami lakukan adalah melihat proyek yang mungkin dikerjakan dalam ketidakpastian ini, imbalan risiko untuk proyek tersebut. Apa yang mungkin mereka berikan untuk pelanggan tidak hanya di sana, sebagian ada di Alexa, dan sebagian ada di bagian lain di divisi saya,” jelas Limp, dalam acara Consumer Electronics Show di Las Vegas, Amerika Serikat.
“Tetap saja, Amazon berkomitmen penuh pada divisi Alexa, walaupun perusahaan mengambil langkah-langkah untuk lebih disiplin dalam hal biaya di tengah kondisi ekonomi yang sangat tidak pasti. Masih ada ribuan orang yang mengerjakan proyek ini, karena ini proyek besar,” imbuhnya.