TIKTAK.ID – Kelompok peretas membobol server pembuat perhiasan mewah Graff, dan mencuri sejumlah data pribadi seperti Donald Trump, para bintang Hollywood dan selebriti lainnya, seperti yang dilaporkan sebuah surat kabar di Inggris, seperti yang ditulis RT.
Kelompok yang mengaku dari Grup Conti itu membocorkan sedikitnya 69 ribu dokumen yang mereka curi dari Graff, sebuah perusahaan perhiasan raksasa yang berbasis di London, ke Dark Web pada Minggu (31/10/21) seperti yang dilaporkan The Daily Mail.
Grup Conti digambarkan media Barat sebagai kelompok berbahasa Rusia yang berbasis di dekat Saint Peterburg. Mereka juga mengancam akan membocrokan lebih banyak dokumen bila tak dibayar puluhan juta pounds sebagai uang tebusan. Para peretas mengklaim bahwa mereka memiliki data pribadi sekitar 11 ribu klien kaya di Graff.
Pakar siber mengatakan para peretas kemungkinan besar mengirim email palsu, menipu karyawan Graff untuk membuka file yang berisi virus ransomware. Metode ini memungkinkan para penjahat untuk menerobos keamanan perusahaan dan mengunduh sejumlah besar data mereka.
The Mail melaporkan bahwa sejumlah dokumen yang dicuri itu termasuk daftar klien, faktur, kuitansi, dan catatan kredit. Di antara 600 atau lebih pelanggan Inggris adalah bintang sepak bola David Beckham dan istrinya Victoria, manajer sepak bola dan mantan pemain Frank Lampard, dan sosialita Tamara Ecclestone, putri mantan bos Formula 1, Bernie Ecclestone.
Sedang selebriti AS yang disebutkan dalam bocoran dokumen itu adalah bintang Hollywood Alister, Tom Hanks, Semuel L. Jackson, dan Alec Baldwin.
Dokumen tersebut juga berisi tujuh alamat mantan Presiden AS, Donald Trump dan istrinya Melania, dan dua untuk pembawa acara talk show Oprah Winfrey, bahkan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa juga disebut-sebut ada dalam daftar tersebut.
Graff sendiri mengaku menjadi korban serangan “canggih” tetapi “terbatas”. “Kami mendapat peringatan tentang aktivitas yang mengganggu oleh sistem keamanan kami, memungkinkan kami untuk bereaksi dengan cepat dan mematikan jaringan kami,” kata Jubir perusahaan itu, menambahkan bahwa Graff telah memberi tahu klien yang datanya telah dicuri.
Seorang Jubir Kantor Komisaris Informasi Inggris (ICO) mengatakan kepada The Mail bahwa Graff telah melaporkan terjadinya kejahatan itu. ICO berencana untuk meminta informasi lebih lanjut dari perusahaan untuk penyelidikan.
Serangan Ransomware pada perusahaan besar menjadi semakin sering terjadi, dengan tim peretas menggunakan perangkat lunak canggih untuk mengganggu pekerjaan korban dan mencuri banyak data.
Tahun ini, Colonial Pipeline Company, operator sistem pipa minyak terbesar di AS, terpaksa membayar hampir 5 juta dolar sebagai tebusan kepada peretas yang melumpuhkan operasi perusahaan.