TIKTAK.ID – Pyongyang kembali melakukan uji coba peluncuran roket di situs peluncuran satelit Sohae. Mereka mengatakan uji coba ini untuk meningkatkan “pencegah nuklir yang dapat diandalkan”. Uji coba ini dilakukan sebelum batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Pyongyang untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika, seperti yang dilaporkan RTnews.
Kantor berita Pemerintahan Korea Utara KCNA mengabarkan, sebuah “uji coba penting” dilakukan pada Jumat (13/12/19) di situs peluncuran satelit Sohae yang terletak di barat Korea Utara. Pyongyang biasanya tak sungkan membuka laporan hasil uji coba peluncuran roket mereka, namun kali ini laporan yang muncul kurang detail.
Mereka hanya mengatakan bahwa uji coba yang mereka lakukan telah berhasil dan akan digunakan untuk “meningkatkan lebih lanjut… pencegah nuklir yang dapat diandalkan.”
Baca juga: Merasa Negaranya Diperas Trump, Warga Korea Selatan Demo Kedutaan Amerika di Seoul
Ini adalah uji coba kedua yang dilakukan di Sohae dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, Sabtu lalu juga dilakukan uji coba yang sama. Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo menduga Pyongyang melakukan uji coba mesin roket.
Kabar dari Sohae juga melahirkan kembali isu tentang kebangkitan kegiatan peluncuran di situs itu. Sebelumnya situs Sohae telah dibongkar sebagian oleh Pyongyang pada 2018. Hal itu dilakukan di tengah perundingan denuklirisasi dengan Amerika.
Dua hari lalu, satelit pemantau milik Amerika ‘38 North’ merilis citra satelit komersial yang menunjukkan fasilitas Sohae sedang melakukan persiapan peluncuran rudal.
Baca juga: Uji Coba Rudal Korea Utara Bikin Gerah Jepang
Pyongyang melakukan uji coba roket setengah bulan sebelum batas akhir tahun yang ditetapkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un untuk membuat kesepakatan nuklir dengan AS. Pyongyang mengancam akan mengambil “jalan baru” bila pembicaraan terkait denuklirisasi dengan Amerika menemui jalan buntu.
Namun, sejauh ini tak ada tanda-tanda pembicaraan akan dilanjutkan dalam waktu dekat. Bahkan keduanya mulai jual-beli ancaman dan saling menyerang dengan menggunakan bahasa verbal.
Pada awal bulan ini, Pyongyang mengancam akan mengirimkan “hadiah Natal” untuk AS. Pernyataan itu kemudian ditanggapi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan menyebut Pemimpin Korea Utara “Rocket Man”. Namun demikian perang mulut antara keduanya tak sampai panas seperti yang pernah terjadi pada 2017.
Baca juga: Trump Juluki Kim Jong Un ‘Rocket Man’
Pyongyang telah menunjukkan rasa frustrasinya atas kebuntuan negosiasi dengan Amerika. Sementara itu Duta Besar PBB Kim Song, pekan lalu mengatakan denuklirisasi sudah keluar dari meja perundingan.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, pada saat batas waktu yang diberikan Pyongyang sudah dekat, Washington meminta utusan Pyongyang ke Seoul. Mereka berencana untuk membahas cara-cara membawa kemajuan besar dalam mencapai kesepakatan denuklirisasi dan perdamaian abadi.
Baca juga: Baku Umpat Kim Jong Un vs Donald Trump Terus Berlanjut