
TIKTAK.ID – Di tengah cuaca yang tidak menentu belakangan ini, banyak cerita tentang rekan kerja yang bertumbangan terkena sakit tipes.
Penyakit yang juga kerap dikaitkan dengan kelelahan ini rupanya banyak menyimpan kesalahpahaman. Salah satunya adalah soal nama, yang sering dianggap sama antara tipes dan thypus.
Ketika seseorang menyebut sakit tipes, umumnya yang dimaksud adalah demam typhoid. Penyebab demam typhoid adalah infeksi Salmonella yang menyerang usus, sedangkan typhus adalah penyakit mematikan yang dipicu oleh infeksi bakteri Rickettsia.
Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan antara tipes dan typhus yang sesungguhnya, serta hal-hal penting lain yang perlu diketahui tentang penyakit ini, bisa disimak sebagai berikut:
1. Tipes Beda dengan Thypus
Seperti disebutkan sebelumnya, ketika orang awam menyebut “sakit tipes” umumnya yang dimaksud bukanlah typhus melainkan demam typhoid (typhoid fever). Bedanya apa sih?
Baca juga: 5 Hal Aneh yang Mungkin Kamu Alami Usai Berolahraga
Typhus adalah penyakit mematikan yang dipicu oleh infeksi bakteri Rickettsia, sedangkan demam typhoid alias “sakit tipes” versi orang awam adalah infeksi Salmonella.
Nggak percaya? Coba saja cek hasil tes darah yang dilakukan ketika didiagnosis “sakit tipes”.
Di kalangan pakar penyakit infeksi, Typhus merupakan penyakit lain yang tidak ada di Indonesia. Sementara penyakit tipes dalam pengertian awam adalah demam typhoid, dan inilah yang banyak terjadi di Indonesia.
Sebutan lain untuk demam typhoid antara lain scrub typhus, typhus abdominalis, atau enteric fever. Akhiran -oid dalam demam typhoid menunjukkan bahwa infeksi ini memang mirip atau menyerupai typhus yang sesungguhnya.
2. Kerap Disangka DBD
Percaya atau tidak, “sakit tipes” alias demam typhoid kerap tertukar diagnosisnya dengan DBD (Demam Berdarah Dengue). Selain karena sama-sama disertai demam berhari-hari, demam typhoid dan DBD juga dicirikan dengan hasil tes laboratorium yang sama yakni penurunan kadar trombosit yang normalnya berada di rentang 150.000 – 400.000/mm3.
Baca juga: Obat Disfungsi Ereksi Ternyata Bisa Sebabkan Munculnya Masalah Penglihatan
Kesalahan diagnosis umumnya terjadi karena tes darah belum dilakukan, atau tidak cermat dalam membaca hasilnya. Penyebabnya sih sudah pasti beda, demam typhoid adalah infeksi bakteri Salmonella sedangkan DBD disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
3. Demam Disertai Lemas
Tanpa disertai tes darah di laboratorium, demam typhoid alias “sakit tipes” memang sulit dibedakan dari demam lain termasuk DBD. Demam biasanya berlangsung hingga berhari-hari dan biasanya disertai rasa lemas.
Gejala yang dirasakan ketika menjadi suspek demam typhoid biasanya adalah kondisi naik-turun meriang, keringatan tiada henti, dan lemas sehingga tidak bisa beraktivitas.
4. Bisa Jadi Akibat Kelelahan Kerja
Kelelahan sangat sering dikaitkan dengan “sakit tipes” alias demam typhoid, sehingga muncul anggapan bahwa tipes adalah penyakitnya para pekerja keras. Benarkah?
Baca juga: Suka Sekali Minum Air Es Tiap Hari? Coba Deh Pikir Lagi
Dilihat dari penyebabnya, infeksi bakteri Salmonella bisa terjadi pada siapapun yang kurang menjaga kebersihan makan dan minum. Bakteri Salmonella bisa ditemukan pada tinja manusia, yang jejaknya bisa mencemari makanan lewat berbagai cara. Malas cuci tangan, salah satunya.
Kelelahan fisik, secara langsung justru tidak berhubungan dengan demam typhoid. Tetapi bila dikaitkan dengan daya tahan tubuh yang memang melemah ketika seseorang kurang istirahat, ya mungkin ada benarnya juga.
5. Gara-gara Perubahan Cuaca
Kenapa banyak yang tumbang karena demam typhoid alias “sakit tipes” ketika DBD juga sedang mewabah?
Kedua penyakit ini memang dipengaruhi oleh faktor cuaca, dan biasanya terjadi saat pergantian musim dan perubahan cuaca.
Ketika curah hujan tinggi, penularan Salmonella penyebab “sakit tipes” terjadi karena sumber air lebih rentan terkontaminasi.