
TIKTAK.ID – Badan pengatur, sensor, pengawasan, dan kontrol Internet pusat China atau Cyberspace Administration of China (CAC) pada Senin (9/8/21) mengumumkan bahwa mereka telah menangkap puluhan orang dengan 25.000 webcam yang diretas secara ilegal disita sebagai bagian dari tindakan tegas terhadap voyeurisme ilegal di negara Asia.
Voyeurisme merupakan sejenis kelainan seks yang membuat penderitanya mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara melihat atau mengintip korbannya.
Voyeurisme ini biasanya mengintip korbannya saat berganti baju, atau berhubungan seksual. “Mengintip” di sini tak hanya berarti terbatas melihat korbannya, namun juga termasuk mencuri dengar atau kecanduan telepon seks (yang bukan dengan pasangannya) juga bisa dikategorikan sebagai voyeurisme.
Dalam sebuah pernyataan, pengawas keamanan siber China itu mengumumkan penahanan 59 tersangka yang diduga menggunakan perangkat lunak peretas kamera untuk mengontrol webcam secara ilegal, menguping pembicaraan individu, dan terlibat dalam aktivitas terlarang, seperti yang dilaporkan RTnews.
CAC, bersama dengan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, Kementerian Keamanan Publik, dan Administrasi Negara Peraturan Pasar, memprakarsai tindakan tegas terhadap lebih dari 4.000 akun online dan 132 grup, dan menemukan 22.000 postingan ilegal atau berbahaya.
Untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut, CAC, bersama Kementerian terkait, memerintahkan lembaga digital untuk meningkatkan proses pemeriksaan dan penyaringannya untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan yang dapat menyebabkan jaringan aman dari para penyusup.
Platform digital, termasuk UC Browser Alibaba, Baidu, dan Tencent, menjadi di antara penyedia layanan di China yang diperintahkan untuk memastikan layanan mereka “dibersihkan” setelah ditemukannya ribuan konten voyeuristik di situs mereka, menurut CAC. Perusahaan teknologi telah diberi tenggat satu bulan untuk “menyelesaikan perbaikan komprehensif”.
Demikian pula, situs e-commerce, seperti Alibaba Taobao, JD.com dan Xianyu, yang mengambil 1.600 kamera offline dan telah dijual secara ilegal atau ditawarkan kepada pelaku yang berpotensi terlibat dalam aktivitas jahat, menurut pernyataan CAC.
Pengumuman CAC tentang tindakan keras terhadap voyeurisme ilegal sejalan dengan peringatan dari pejabat China bahwa perilaku terlarang lebih lanjut akan ditanggapi dengan “tanggapan tegas” dari pihak berwenang yang bertindak untuk melindungi “privasi pribadi warga”.