
TIKTAK.ID – Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengklaim bahwa dirinya diberhentikan sebagai Panglima TNI terkait kebijakannya meminta seluruh prajurit TNI menonton film G30S PKI. Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebut Gatot tengah memainkan politik playing victim atau berlagak menjadi korban.
“Jika memang benar pernyataan Gatot yang mengatakan dia diberhentikan menjadi Panglima karena memutar film G30S PKI, maka patut diduga Gatot sedang memainkan gaya politik playing victim,” ujar Karyono, seperti dilansir Jpnn.com, Jumat (24/9/20).
Karyono mengatakan, dengan memainkan politik playing victim, Gatot ingin mengesankan dirinya dianiaya Pemerintah.
Baca juga : Makjleb! Alasan Sesungguhnya Febri Diansyah Mundur dari KPK ini Kagetkan Publik
“Intinya, Gatot sedang membangun opini publik seolah ia menjadi pihak yang teraniaya,” terang Karyono.
Ia juga menilai pernyataan Gatot yang meminta penayangan kembali film G30S PKI, merupakan strategi propaganda. Menurutnya, strategi itu yang dijadikan jualan untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat politik. Ia melanjutkan, dengan propaganda ini diharapkan dapat membangun empati dan simpati.
Kemudian Karyono menyatakan gaya politik Gatot yang getol menggunakan narasi Komunis dan PKI mirip dengan gaya politik orde baru.
“Gaya politik Orde Baru memang gemar jualan isu Komunis atau PKI,” kata Karyono.
Baca juga : Tak Diduga, Pidato Perdana Jokowi di Sidang Umum PBB Senada Seirama dengan Erdogan
Halaman selanjutnya…