
TIKTAK.ID – Pengamat mengatakan bahwa peluang duet Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani di Pilpres 2024 masih terbuka lebar. Meski begitu, dia menyebut pasangan ini sulit untuk meraih posisi puncak.
“Mungkin saja skenario Prabowo-Puan itu terjadi, karena di politik itu serba mungkin,” ujar Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, seperti dilansir CNN Indonesia, Rabu (3/11/21).
Untuk diketahui, sempat muncul barisan relawan yang mendeklarasikan diri mendukung Prabowo-Puan sebagai calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024.
Baca juga : Densus 88 Ciduk Kepala SD Negeri yang Terlibat Aktivitas Teroris JI
Ujang menyatakan bila skenario itu terwujud, maka Prabowo akan menempati posisi Capres dan Puan harus berpuas diri menjadi Cawapres.
“Karena Puan elektabilitasnya masih berada di bawah, dan Prabowo juga rugi [jika jadi Cawapres]. Pilpres 2019 yang lalu Capres, masa iya pada Pilpres 2024 menjadi Cawapres,” tutur Ujang.
Akan tetapi, Ujang menganggap peluang bagi kedua pasangan itu untuk menang pada Pilpres mendatang sangatlah sulit. Bahkan dia menilai poros ini bisa jadi justru mengalami kekalahan.
Baca juga : Menyoal Isu Keterlibatan Luhut dan Erick di Bisnis PCR
Ujang menjelaskan, barisan pendukung Prabowo saat ini sudah banyak yang berpindah haluan karena merasa dikecewakan. Sedangkan dari sisi Puan, kata Ujang, elektabilitasnya masih terlalu rendah untuk mendompleng perolehan suara.
“Masyarakat merasa kecewa karena Prabowo merapat ke Pemerintah. Pendukung-pendukungnya termasuk HRS (Habib Rizieq Shihab) banyak yang sudah dipenjara, tapi Prabowo tak bisa apa-apa. Sementara Puan elektabilitasnya rendah,” ucap Ujang.
Menurut Ujang, dengan potensi kemenangan yang tidak begitu kuat, maka tidak akan ada partai politik yang menyokong keduanya selain hanya dari PDIP dan Partai Gerindra.
Baca juga : Surati DPR, Jokowi Ajukan KSAD Andika Jadi Calon Tunggal Panglima TNI
“Partai lain itu akan bergabung bila potensi Prabowo-Puan menangnya tinggi. Tapi jika berpotensi kalah, partai-partai lain pun akan membangun koalisi sendiri,” terangnya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan bahwa deklarasi Prabowo-Puan tidak dilakukan oleh partainya.
“Saya tidak tahu, karena Gerindra tidak melakukan itu,” jelas Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/21), mengutip Kompas.com.
Baca juga : Sekjen PKN Tepis Dugaan Dendam ke Demokrat
Meski begitu, Muzani mengakui salah satu fokus Gerindra saat ini memang berupaya membawa Prabowo menjadi calon presiden pada 2024.
“Calon presiden dari Partai Gerindra hanya satu, tunggal, yakni Prabowo Subianto,” imbuhnya.