TIKTAK.ID – Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku siap untuk kembali menjadi calon presiden dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Prabowo menyatakan siap jika dicalonkan dan menganggapnya sebagai tugas yang suci.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Jati menilai elektabilitas Prabowo memang cenderung tinggi dan stabil. Meski begitu, dia mengatakan bukan berarti Prabowo dan Gerindra bisa merasa di atas angin.
Wasis pun mengingatkan kalau Prabowo telah banyak kehilangan pendukung lantaran memutuskan bergabung ke dalam Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), usai Pilpres 2019 silam. Dia menganggp hal itu perlu diperhatikan serius oleh Gerindra maupun Prabowo.
Baca juga : Hasto: Semua Ingin Diendorse Jokowi
“Jika melihat secara umum fifty-fifty sebenarnya. Sebab, kita tidak tahu siapa yang sekarang menjadi basis pemilih Prabowo, walaupun secara survei memang populer,” terang Wasis, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (16/8/22).
Menurut Wasis, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Prabowo untuk meraih pendukung lebih banyak lagi adalah memilih calon wakil presiden yang tepat. Dia menyarankan Prabowo untuk mempertimbangkan Cawapres dari kalangan agamis. Dengan begitu, kata Wasis, akan terbentuk pasangan nasionalis-agamis, yang nantinya dapat merangkul banyak pendukung dari beragam kalangan.
“Di sini Cawapres yang idealnya dapat mendampingi itu dari kalangan agamis, supaya bisa melengkapi sisi kekurangan dari Prabowo sekarang yang sudah ditinggalkan massa Islam,” jelas Wasis.
Baca juga : KPK Hingga PPATK Ikut Turun Tangan di Kasus Sambo
Akan tetapi, Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar memiliki pandangan lain mengenai Cawapres ideal pendamping Prabowo. Dia menyatakan Prabowo idealnya menggaet tokoh yang mampu menjadi vote-getter dan bisa mengimbangi secara politik. Dia juga menyebut Prabowo perlu mempertimbangkan untuk memilih tokoh dari luar Jawa sebagai Cawapres.
“Faktor luar Jawa mau tidak mau harus diakomodir. Jika tidak, akan mempunyai efek juga, namun apakah itu sangat besar, itu yang jadi pertimbangan,” tutur Idil kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/8/22).
Idil menjelaskan, Prabowo bersama Partai Gerindra dan koalisi patut waspada dengan dinamika politik selama lebih dari setahun ke depan. Dia pun memperingatkan, hasil survei elektabilitas yang tinggi jangan sampai membuat Prabowo dan Gerindra hanya berpangku tangan menanti hari H pemungutan suara Pilpres 2024.