
TIKTAK.ID – Pengadilan Turki menambahkan terdakwa baru terhadap pejabat Saudi yang didakwa atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, pada Selasa (24/11/20). Persidangan ini menurut Ankara diperlukan untuk mengungkapkan kebenaran penuh di balik kasus pembunuhan itu.
Pada persidangan di Istanbul, pengadilan menerima dakwaan kedua yang menambahkan enam terdakwa ke daftar 20 pejabat Saudi yang sebelumnya sudah diadili in absentia, tulis Al Jazeera.
Dakwaan terbaru itu ditunjukkan kepada Wakil Konsul dan Atase atas “pembunuhan berencana dengan niat mengerikan”. Empat lainnya, juga warga negara Saudi, dituduh menghancurkan, menyembunyikan, atau merusak barang bukti.
Pengadilan mendengarkan kesaksian dari salah satu saksi, aktivis oposisi Mesir Ayman Noor yang merupakan teman Khashoggi, sebelum menunda kasus tersebut hingga 4 Maret dan memperpanjang proses yang membuat pembunuhan Khashoggi di mata publik semakin membuat hubungan antara Turki dan Arab Saudi menjadi tegang.
Pada September, pengadilan Saudi memenjarakan delapan orang dengan hukuman antara tujuh dan 20 tahun atas pembunuhan itu, dalam pengadilan yang menurut para kritikus tidak transparan. Sebab, tak satu pun dari terdakwa disebutkan dan pengadilan dilakukan secara tertutup.
Khashoggi, seorang kritikus Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, terakhir terlihat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Pejabat Turki yakin tubuhnya telah dipotong-potong dan dibuang, sementara jenazahnya belum ditemukan.
Anggota Partai AK Presiden Recep Tayyip Erdogan dan kenalan Khashoggi, Yasin Aktay mengatakan bahwa pengadilan Saudi tidak bisa diharapkan memberikan putusan yang adil terhadap para pejabat senior Saudi yang terlibat.
“Peristiwa itu sebenarnya terjadi di Turki. Jika kita memiliki keprihatinan tentang keadilan, tidak ada cara lain selain percaya pada pengadilan Turki,” katanya setelah sidang Selasa.
Dakwaan pertama menuduh dua pejabat tinggi Saudi, mantan Wakil Kepala Intelijen Umum Arab Saudi, Ahmed al-Asiri dan mantan Penasihat Pengadilan Kerajaan, Saud al-Qahtani, telah memicu pembunuhan.
Dikatakan 18 terdakwa lainnya diterbangkan ke Turki untuk membunuh Khashoggi, seorang jurnalis terkemuka yang semakin kritis terhadap Putra Mahkota MBS.
Reporters Without Borders (RSF) mengatakan pihaknya kecewa dengan penolakan pengadilan atas permintaannya untuk bergabung dalam kasus tersebut sebagai pihak sipil dan akan terus memantau kasus tersebut dengan cermat dan menyerukan kepatuhan terhadap standar internasional.
“Saatnya mengakhiri cara-cara biasa dengan Arab Saudi. Saatnya memastikan keadilan bagi Jamal Khashoggi,” kata Direktur Kampanye Internasional RSF, Rebecca Vincent.