
TIKTAK.ID – Pengadilan terhadap pemimpin terguling Myanmar, Aung San Suu Kyi akan dilanjutkan pada Senin ini (14/6/21) dengan agenda mendengarkan kesaksian Suu Kyi di pengadilan junta untuk pertama kalinya setelah empat bulan kudeta militer.
Sementara demonstrasi hampir setiap hari mengguncang Myanmar sejak kudeta para jenderal menggulingkan pemerintahannya pada Februari, mengakhiri upaya 10 tahun demokrasi yang dibangun di negara itu, seperti yang dilansir France24.
Demonstrasi massal dijawab dengan tindakan keras dan brutal militer yang telah menewaskan lebih dari 850 orang, menurut kelompok pemantau lokal.
Junta telah mengajukan serangkaian tuntutan terhadap Suu Kyi, mulai dari menerima 11 kilogram emas secara ilegal hingga melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial.
Pada Senin ini, tim pembelanya akan memeriksa saksi-saksi atas tuduhan dia mengimpor walkie-talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan virus Corona selama pemilihan tahun lalu yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi dengan telak.
Pengacaranya yang telah diizinkan untuk bertemu dengannya hanya dua kali sejak dia ditempatkan di bawah tahanan rumah mengatakan mereka mengharapkan persidangan selesai pada 26 Juli.
Sidang untuk kasus Suu Kyi akan berlangsung setiap Senin.
Jika terbukti bersalah atas semua tuduhan, Suu Kyi, 75, menghadapi hukuman lebih dari satu dekade penjara.
“Kami mengharapkan yang terbaik tetapi bersiap untuk yang terburuk,” kata salah satu pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw kepada AFP menjelang sidang di Ibu Kota Naypyidaw.
Kasus terpisah dijadwalkan akan dimulai pada 15 Juni, di mana Suu Kyi didakwa melakukan penghasutan bersama Presiden terguling, Win Myint dan anggota senior NLD lainnya.
Sebelumnya, Suu Kyi telah menghabiskan lebih dari 15 tahun di bawah tahanan rumah selama pemerintahan junta, sebelum akhirnya dibebaskan pada 2010.
Status internasionalnya berkurang menyusul gelombang kekerasan militer yang menargetkan komunitas Muslim Rohingya Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, tetapi kudeta telah mengembalikan Suu Kyi ke peran ikon demokrasi yang tertutup.
Pada Kamis lalu, ia didakwa dengan tuduhan tambahan, yaitu korupsi karena secara ilegal menerima uang tunai $600.000 dan sekitar 11 kilogram emas.
Pengacaranya, Khin Maung Zaw, menolak tuduhan baru itu -yang bisa membuat Suu Kyi dikenai hukuman penjara sangat lama- sebagai “tidak masuk akal”.
“Ada latar belakang politik yang tidak dapat disangkal untuk menjauhkannya dari panggung negara dan mencoreng prestisenya,” katanya kepada AFP pekan lalu.
“Itulah salah satu alasan untuk menuntutnya -untuk menjauhkannya dari tempat kejadian.”
Myanmar telah terjerumus ke dalam “bencana hak asasi manusia” sejak kudeta, kata Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet pada Jumat, menambahkan bahwa kepemimpinan militer “sangat bertanggung jawab” atas krisis tersebut.
Bachelet juga mengecam penangkapan besar-besaran di negara itu terhadap para aktivis, jurnalis, dan penentang rezim, mengutip sumber-sumber yang dapat dipercaya yang mengatakan setidaknya 4.804 orang masih ditahan secara sewenang-wenang.
Pemimpin Junta, Min Aung Hlaing telah membenarkan perebutan kekuasaannya dengan mengutip dugaan kecurangan Pemilu dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh NLD pimpinan Suu Kyi.
Junta sebelumnya mengatakan akan mengadakan pemilihan baru dalam waktu dua tahun, tetapi juga mengancam akan membubarkan NLD.