
TIKTAK.ID – Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa orang yang memiliki kelebihan berat badan dapat memperparah penderita virus Corona, terutama mereka yang berusia di bawah 40 tahun.
Para peneliti dari Universitas Oxford menggunakan data dari database hampir tujuh juta pasien di Inggris berusia 20 tahun ke atas untuk memeriksa apakah ada korelasi antara indeks massa tubuh (BMI) dengan kasus virus yang semakin parah, seperti yang dikutip dari RTnews, Sabtu (1/5/21)
Mereka menemukan bahwa kemungkinan Covid-19 menyebabkan rawat inap, masuk unit perawatan intensif (ICU) dan kematian meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan. Namun, risikonya jauh lebih besar pada pasien yang kelebihan berat badan pada usia antara 20 dan 39 tahun.
Di sisi lain, tingginya berat badan tampaknya tidak berpengaruh pada mereka yang berusia 80 hingga 100 tahun pada penderita kasus virus yang serius.
Penemuan ini dipublikasikan pada Kamis (29/4/21) di jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology, dan mewakili salah satu studi terbesar sampai saat ini tentang bagaimana berat badan mempengaruhi kondisi penderita Covid-19.
Penulis utama studi tersebut, Carmen Piernas, mengatakan bahwa ada kemungkinan lemak tubuh berpotensi menyebabkan viral load yang lebih tinggi untuk pasien yang lebih muda. Namun ia juga menegaskan dibutuhkan lebih banyak penelitian tentang masalah tersebut.
Kasus yang parah di antara orang tua kemungkinan besar terkait dengan sistem kekebalan yang lemah atau kondisi yang sudah ada sebelumnya, membuat berat badan menjadi faktor yang kurang berpengaruh.
Piernas dan rekan-rekannya mencatat bahwa pengamatan mereka dapat digunakan untuk memandu inisiatif kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kasus penyakit yang serius ini.
“Berat badan berlebih adalah faktor risiko yang dapat diubah, dan investasi dalam pengobatan kelebihan berat badan dan obesitas serta strategi pencegahan jangka panjang dapat membantu mengurangi tingkat keparahan Covid-19”, tulis mereka.
Salah satu penulis studi tersebut, Paul Aveyard mengatakan bahwa “sangat masuk akal” bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi risiko infeksi virus Corona yang serius.
Penelitian tersebut menambah daftar literatur ilmiah yang terus bertambah yang menunjukkan korelasi antara berat badan dan kemungkinan Covid-19 yang parah.
Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu di Nature menemukan bahwa obesitas secara signifikan meningkatkan risiko kematian penderita virus Corona. Orang dengan BMI di atas 40 berisiko 92 persen lebih tinggi meninggal akibat virus dibandingkan dengan orang dengan BMI sehat antara 18,5-25.
Penemuan baru ini bertepatan dengan penelitian yang mendeteksi persentase orang muda yang “sangat tinggi” di antara pasien yang dirawat di rumah sakit karena stroke setelah terkena Covid-19, termasuk dalam bentuk asimtomatik.