TIKTAK.ID – Massa yang tergabung dalam kelompok Pertahanan Ideologi Sarekat Islam diketahui menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura di Jakarta, pada Jumat (20/5/22). Demo itu merupakan buntut dari ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke Singapura pada beberapa waktu lalu.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan, pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan mengenai aksi demo itu dan bakal memberikan pengamanan.
“Surat pemberitahuan sudah diberikan kepada Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya,” terang Zulpan kepada wartawan, seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Projo Gelar Rakernas untuk Minta Petuah Jokowi Soal Pilpres 2024
Menurut surat pemberitahuan yang diterima oleh pihak kepolisian, massa aksi diperkirakan sebanyak 50 orang. Namun Zulpan tidak memaparkan lebih detail soal jumlah personel pengamanan yang diterjunkan.
Zulpan hanya mengaku tak ada pengamanan khusus, walaupun aksi demo digelar di depan kantor kedutaan besar negara lain. Apalagi, kata Zulpan, personel dari Ditpamobvit Polda Metro Jays setiap hari juga sudah berjaga dan mengamankan setiap kantor kedutaan yang berada di Jakarta.
“Ya biasa saja sih jangan terlalu berlebihan. Kita lihat juga dari penyampaian yang akan menyampaikan pendapat juga kan mereka menyampaikan perkiraan massa 50, kita lihat juga dari pemberitahuan itu, nanti kita sesuaikan lah,” ucap Zulpan.
Baca juga : Ungkap Tantangan Pengganti Anies, Mantan Plt Ahok: Akan Dihajar Kiri-Kanan
Berdasarkan selebaran aksi yang beredar, Perisai akan menggelar aksi demo di depan Kantor Kedubes Singapura sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam selebaran tersebut juga tertulis tuntutan mereka yang ingin mengusir Dubes Singapura, bila dalam kurun waktu 2×24 jam tidak meminta maaf ke rakyat Indonesia.
Seperti diketahui, UAS dan rombongan ditolak masuk Singapura pada Senin lalu. UAS juga sempat ditahan beberapa jam sebelum akhirnya diminta untuk kembali ke Indonesia.
Pemerintah Singapura sendiri menganggap UAS telah menyebarkan ajaran yang ekstremis dan bersifat segregasi. Pemerintah Singapura turut menyoroti pernyataan UAS yang sempat membahas soal bom bunuh diri dalam ceramahnya.
Baca juga : Soal UAS Ditolak Masuk Singapura, Menko PMK: Jaga Mulut Agar Tak Diusir Tetangga
“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak bisa diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.