TIKTAK.ID – Uni Emirat Arab pecah telor, menjadi negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, bukan itu saja yang mengejutkan, kali ini penasihat senior Donald Trump, Jared Kushner tengah membidik Saudi Arabia.
Saudi yang menjadi salah satu negara kekuatan utama regional Teluk, sejauh ini tutup mulut terkait kesepakatan antara UEA dan Israel. Sehingga Kushner memprediksi normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel adalah sebuah “keniscayaan”, tulis Sputniknews.
“Saya pikir kita memiliki negara lain yang sangat tertarik untuk bergerak maju [untuk membangun hubungan diplomatik dengan Israel],” kata Kushner kepada CNBC dalam sebuah wawancara pada Jumat (14/8/20).
“Dan kemudian, seiring perkembangannya, saya pikir itu adalah keniscayaan bahwa Arab Saudi dan Israel akan sepenuhnya menormalisasi hubungan dan mereka akan dapat melakukan banyak hal hebat bersama-sama.”
Saudi secara mengejutkan tetap melipat lidah terkait perjanjian penting tersebut, padahal negara-negara Arab lainnya seperti Bahrain, Mesir, Yordania dan Oman menyambut baik perstiwa yang oleh banyak kalangan disebut sebagai “sebuah terobosan baru bersejarah” itu.
Sementara Kushner, telah mengembangkan hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, dan tak menghiraukan kurangnya tanggapan dari Riyadh terkait hubungan UEA dan Israel.
“Kami baru saja memiliki perjanjian damai pertama dalam 26 tahun dan sekarang Anda berkata: ‘Kami ingin orang lain segera bergabung,'” tambahnya.
Uni Emirat Arab dan Israel pada Kamis lalu mengumumkan kesepakatan yang dimakelari oleh Amerika yang menjadikan Emirates menjadi negara Arab ketiga yang sepenuhnya menormalkan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Menurut perjanjian tersebut, Israel akan menghentikan rencananya untuk mencaplok bagian Tepi Barat dari Palestina, meskipun Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan rencana itu masih tetap “di atas meja”.
Berbeda dengan negara Teluk lainnya, Iran berdiri bersama Palestina yang mengecam kerja sama UEA dan Israel.
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Sabtu (15/8/20) bahwa Abu Dhabi membuat “kesalahan besar”. Dia menyebut langkah yang ditempuh UEA adalah pengkhianatan oleh negara Teluk.
“Mereka (UEA) sebaiknya berhati-hati. Mereka telah melakukan kesalahan besar, tindakan pengkhianatan. Kami berharap mereka akan menyadari ini dan meninggalkan jalan yang salah ini,” kata Rouhani.