TIKTAK.ID – Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengecam dukungan “bodoh” presiden Prancis Emmanuel Macron karena tidak menghormati Nabi Muhammad Saw, sebagai penghinaan terhadap alasan pemilih Prancis yang memilihnya.
Dalam sebuah posting yang dirilis di akun Twitter Khamenei.ir pada hari Rabu, Sayid Khamene’i menanyakan kepada kaum muda Prancis dua pertanyaan setelah Presiden Prancis tersebut menyuarakan dukungan untuk majalah satire Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur menghina Nabi Muhammad Saw.
“Dalam Nama-Nya; Anak muda Prancis! Tanya Presiden Anda, mengapa dia mendukung penghinaan Utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi. Apakah kebebasan berekspresi berarti menghina, terutama pribadi yang sakral? Bukankah tindakan bodoh ini merupakan penghinaan terhadap alasan orang-orang yang memilihnya?” tanya Ayatullah Khamene’i.
“Pertanyaan berikutnya untuk ditanyakan adalah: mengapa menimbulkan keraguan tentang Holocaust merupakan kejahatan? Mengapa setiap orang yang menulis tentang keraguan seperti itu harus dipenjara sedangkan menghina Nabi Saw diperbolehkan?” tambahnya.
Awal bulan ini, Macron berjanji untuk melawan “separatisme Islam”, yang menurutnya mengancam untuk mengambil kendali di beberapa komunitas Muslim di seluruh Prancis.
Dia juga menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang “dalam krisis” di seluruh dunia dan mengatakan Pemerintah Prancis akan mengajukan RUU pada bulan Desember untuk memperkuat Undang-Undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.
Komentar Macron, selain dukungannya terhadap majalah satire Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Islam tersebut, telah memantik kecaman luas dari umat Islam di seluruh dunia.