
TIKTAK.ID – Seorang anggota parlemen Irak mengatakan, bahwa semua opsi penarikan pasukan AS dari Irak sudah ada di atas meja. Pilihan itu terserah AS, mau mengambil langkah diplomasi dan menarik pasukannya dari Irak atau menempuh jalan kekerasan, seperti yang dilaporkan PressTV.
“Proksi Amerika tidak akan bisa mematahkan kehendak rakyat Irak mengenai penghapusan penjajah dari negara itu. Kami mendukung tuntutan demonstran. Kami menginginkan tanah air seperti yang mereka inginkan. Mereka menginginkan tanah air, di mana penjajah, pembunuh, teroris dan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan para pemimpin perjuangan segera diusir, dan itu jauh dari kehendak kedutaan AS,” kata anggota Aliansi Fatah Mohammad Karim kepada kantor berita al-Maalomah berbahasa Arab pada Jumat 24 Januari 2020 di parlemen Irak.
“Semua opsi telah ditawarkan untuk menghapus pasukan AS dari Irak dengan cara yang damai, tenang dan diplomatik. Jika mereka menolak untuk pergi, maka mereka akan diperlakukan sebagai pasukan penjajah, dan akan diusir dengan paksa. ”
Pernyataan Mohammad menegaskan keinginan ratusan ribu warga Irak yang berdemonstrasi di Baghdad pada Jumat 24 Januari 2020, mereka menyerukan pengusiran pasukan AS.
Baca juga: 34 tentara AS menderita Cedera Otak Dalam Serangan Balasan Iran Atas Pembunuhan Soleimani – Pentagon
Pemimpin Asa’ib Ahl al-Haq yang merupakan bagian dari kelompok Popular Mobilization Unit (PMU) Irak atau Hashd al-Sha’abi, Qais al-Khazali menyatakan hal senada. Qais menyarankan agar Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik pasukan AS dari Irak dengan sukarela. Jika menolak, maka mereka akan dipaksa keluar Irak.
“Hari ini semua warga Irak, pria dan wanita, turun ke jalanan untuk mengirimkan satu pesan yang jelas ke seluruh dunia: Tidak ada tempat bagi kehadiran pasukan asing di tanah Irak. Terima kasih kepada semua warga Irak yang memenuhi panggilan untuk berdemonstrasi dan berpartisipasi di dalamnya. Berkat dukungan yang diberikan oleh politisi, tokoh suku, akademisi, dan jurnalis,” kata Qais al-Khazali, pemimpin Asa’ib Ahl al-Haq, yang merupakan bagian dari PMU, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat 24 Januari 2020.
Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada ulama berpengaruh Muqtada al-Sadr, yang meminta warga Irak untuk bergabung dan berdemonstrasi menentang kehadiran pasukan AS di negara itu.
“Untuk idiot Trump, demonstrasi jutaan orang mengirim pesan yang jelas: Jika Anda tidak pergi dengan sukarela, maka Anda pantas mendapatkan tamparan di muka,” kata pemimpin PMU itu.
Halaman selanjutnya…