TIKTAK.ID – Biro Investigasi Federal Amerika atau FBI mencatat peningkatan rekor pembunuhan di negara itu pada 2020. Laporan yang dirilis pada Senin (27/9/21) itu juga mencatat beberapa kota mencapai rekor tertingginya.
“Pada 2020, diperkirakan terjadi 1.277.696 kejahatan kekerasan … Volume pembunuhan dan pelanggaran pembunuhan meningkat 29,4 persen,” kata FBI dalam siaran persnya.
Meski kejahatan turun secara keseluruhan, namun kasus pembunuhan pada 2020 bertambah 4.901 kasus jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Ini merupakan lonjakan tertinggi pertama sejak pencatatan nasional dimulai pada 1960, seperti yang dilaporkan The New York Times.
Peningkatan kasus pembunuhan ini secara signifikan bertepatan dengan 18 bulan masa pandemi Covid-19.
Namun tingginya tingkat pembunuhan di tahun 2020 ternyata terus berlanjut di 2021. Meskipun kecepatannya terus melambat seiring berjalannya waktu.
Seorang analis kejahatan yang berbasis di New Orleans, Jeff Asher mengatakan bahwa pembunuhan di tahun ini meningkat sekitar 10 persen dari tahun lalu, meski angka sepenuhnya belum tersedia.
Secara keseluruhan, pada tahun lalu jumlah korban tewas sekitar 21.500 orang, jumlah itu masih jauh di bawah rekor yang dibuat selama kekerasan pada awal 1990-an. Namun, beberapa kota, seperti Albuquerque, Des Moines, Indianapolis, Memphis, Milwaukee dan Syracuse, mencatat angka pembunuhan tertinggi yang pernah ada, menurut laporan itu.
Tidak ada penjelasan sederhana untuk meroketnya kasus pembunuhan ini. Sejumlah faktor utama mendorong kekerasan, termasuk krisis ekonomi dan sosial akibat pandemi dan tajamnya peningkatan pembelian senjata.
“Ini adalah badai yang sempurna,” kata Kepala Harold Medina dari Departemen Kepolisian Albuquerque.
Dia mengutip Covid-19, dampak dari protes keadilan sosial dan kontributor lainnya sebagai sumber masalahnya.
“Tidak hanya satu faktor yang dapat kami tunjukkan untuk mengatakan mengapa kami berada di tempat kami sekarang ini,” katanya.
Laporan dari FBI, yang mentabulasi angka kejahatan itu dilaporkan oleh hampir 16.000 lembaga penegak hukum, yang juga menunjukkan bahwa kasus pembunuhan lebih meluas, terjadi di seluruh wilayah Amerika Serikat dan tidak terbatas pada kota-kota besar.
Sekitar 77 persen pembunuhan yang dilaporkan pada tahun 2020 dilakukan dengan senjata api, bagian tertinggi yang pernah dilaporkan, naik dari 67 persen satu dekade lalu, kata Asher.
Penjualan senjata juga melonjak selama pandemi, meskipun para ahli mencatat bahwa seringkali dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi penjualan senjata legal untuk menyaring pasar senjata ilegal yang mengganggu kota-kota seperti Chicago.
Sebaran geografis pembunuhan yang lebih luas berbeda dari beberapa dekade terakhir, kata Asher.
Pada 1990, New York City dan Los Angeles menyumbang 13,8 persen dari pembunuhan di negara itu, dibandingkan dengan 3,8 persen pada tahun 2020, katanya.
Pandemi tidak diragukan lagi memiliki peran penting, menyebabkan tekanan ekonomi dan mental, memaksa orang bersama untuk waktu yang lebih lama dan menciptakan iklim ketidakpastian serta kegelisahan. Jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan, bisnis, dan, dalam beberapa kasus, perumahan mereka karena pandemi. Rasa putus asa yang meluas membantu memicu gesekan sosial dan kejahatan. Banyak orang Amerika juga mengalami trauma kehilangan orang yang dicintai akibat Covid-19.
“Orang-orang putus asa dan mereka tidak memiliki banyak pilihan, jadi mereka beralih ke kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai hal,” kata Enrique Cardiel, seorang organisator komunitas dan petugas kesehatan masyarakat di lingkungan dengan pembunuhan terbanyak di Albuquerque.
Pada saat yang sama, aparat kepolisian terkadang juga mengalami kesulitan dengan jumlah petugas yang ters…