
TIKTAK.ID – Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan bahwa kesempatan partai politik (parpol) baru untuk lolos ke parlemen sementara ini masih sangat kecil, yaitu sekitar 15-20 persen saja.
Untuk diketahui, dari 17 peserta pemilu 2024, ada delapan partai nonparlemen, dan tiga di antaranya adalah pendatang baru alias lahir pascapemilu 2019. Tiga partai pendatang baru di Pemilu 2024 yakni Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), dan Partai Buruh.
“Jika melihat sekarang ya 15-20 persen lah ya angka manisnya bahwa mereka memiliki potensi untuk bisa lolos, ya selebihnya gelap gulita,” ujar Adi usai acara Unpacking Indonesia di Jakarta, pada Jumat (16/12/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Fraksi NasDem: Intelijen Sibuk Redam Suara Kritis daripada Cegah Teroris
Menurut Adi, masih banyak masyarakat yang “buta” mengenai partai-partai tersebut. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut juga mengatakan bahwa berdasarkan data-data survei, hanya sekitar 1 persen masyarakat yang merasa kenal dan mengetahui para parpol pendatang baru tersebut.
Meski begitu, kata Adi, masih terdapat harapan. Sebab, Adi menilai sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia sampai saat ini masih belum menentukan pilihan politiknya. Dia menyatakan ceruk tersebut yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh parpol baru.
Adi mengklaim jika parpol baru tersebut tak mampu menunjukkan diferensiasi politik dengan parpol lainnya, maka harapan untuk meraih suara rakyat pun semakin kecil. Apalagi, lanjutnya, mereka masih harus bersaing dengan parpol-parpol yang sudah eksis dari dulu hingga saat ini.
Baca juga : Grace PSI Tuding Banyak Kader Partainya yang Hengkang ‘Tak Punya Daya Tahan’
“Masih ada sekitar setahun 3 bulan ya, dan parpol baru ini menurut saya belum bisa unjuk gigi dan kebolehan mereka. Hal itu karena belum ada keputusan mengenai verifikasi dan nomor urut. Jika sudah ada begini, mereka baru bakal gembor-gembor,” tutur Adi.
Sementara itu, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), A Ali Armunanto menganggap partai baru perlu waktu dalam membangun institusinya melakukan proses sosialisasi.
Mengutip Fajar.co.id, Ali menyebut partai baru masih perlu melakukan pendekatan diri ke masyarakat, sehingga proses identifikasi partai dapat tumbuh dan terjadi proses institusionaliasi. Dia mengklaim bila proses institusionalisasi tidak intens, partai baru itu akan sulit untuk memberi kejutan.