TIKTAK.ID – Polisi di Berlin melakukan penyelidikan serangan akustik misterius terhadap diplomat AS dan agen CIA yang ditempatkan di Jerman, tulis media lokal, seperti yang dilansir Sputniknews, Sabtu (9/10/21).
Polisi mengonfirmasi kepada majalah Der Spiegel bahwa penyelidikan dibuka pada Agustus terhadap sejumlah orang tak dikenal karena dicurigai menyebabkan luka fisik yang parah terhadap setidaknya dua pejabat AS yang bekerja di Jerman. Dilaporkan dua pejabat itu mengalami mual, sakit kepala parah, sakit telinga, kelelahan dan insomnia selama beberapa bulan, pada Agustus lalu.
The Wall Street Journal mengatakan bahwa kasus yang disebut Sindrom Havana juga menimpa sejumlah orang Amerika yang ditempatkan di negara-negara Eropa lainnya.
Sebelumnya dilansir Presstv, Kamis (7/10/21) dilaporkan Pentagon mendesak staf diplomatik AS yang ada di seluruh dunia untuk waspada dan segera mengevakuasi lingkungan mereka jika menemukan gejala yang terkait dengan Sindrom Havana yang misterius itu.
Peringatan itu muncul setelah CIA mengevakuasi seorang perwira intelijen AS yang bertugas di Serbia pekan lalu akibat mengalami gejala Sindrom Havana, sejenis serangan neurologis yang diklaim Pemerintah AS telah menargetkan mata-mata dan diplomat negara yang ditempatkan di luar negeri.
“Kami perlu mempercayai personel kami yang akan maju,” kata seorang pejabat senior pemerintah. “Orang-orang menghadapi gejala nyata. Kami sangat sadar bahwa orang-orang mengalami sesuatu yang sangat nyata, dan itu memiliki efek negatif yang nyata pada kesehatan mereka.”
“Dan kami melihat semakin cepat kami menanggapinya, kesehatan mereka akan lebih baik,” tambah pejabat itu.
Penyakit yang kemudian dikenal sebagai Sindrom Havana itu, pertama kali dilaporkan oleh diplomat Amerika di Kuba pada 2016. Sejak itu telah dilaporkan sejumlah pejabat AS di China, Rusia, Austria dan bahkan Washington DC mengalami Sindrom Havana.
Politisi, peneliti, dan pakar AS berspekulasi bahwa kondisi misterius itu disebabkan oleh senjata elektronik.
Gejala yang diderita konon termasuk sakit kepala, mual, kehilangan ingatan, vertigo, hidung berdarah dan mendengar suara-suara aneh.
Pemerintah AS, hingga saat ini masih tidak tahu siapa yang kemungkinan berada di balik dugaan serangan atau memiliki kepastian tentang bagaimana mereka melakukannya.
“Dalam hal apakah kita sudah semakin dekat? Saya pikir jawabannya adalah ya -tetapi tidak cukup dekat untuk membuat penilaian analitik yang ditunggu-tunggu orang,” kata Wakil Direktur CIA, David Cohen pada awal September lalu.