TIKTAK.ID – Tingginya tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui berdampak positif terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasalnya, menurut hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode Januari 2023, perolehan suaranya terdongkrak lebih besar ketimbang partai-partai lainnya.
Hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengatakan bahwa sebanyak 76,2% responden merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Kemudian jumlah yang kurang puas dan tidak puas sebesar 20,5%, dan yang tidak menjawab 3,3%.
“Yang menarik memang jika kita kaitkan dengan tingkat kepuasan terhadap Presiden, maka ada kaitan dengan dukungan partai,” ungkap Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya saat rilis survei bertajuk “Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini” secara virtual, pada Minggu (22/1/23), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Safari Anies di Bandung Tuai Demo Penolakan
“Yang puas terhadap kinerja Presiden cenderung memilih PDIP. Itu ada 26%, lebih banyak, lalu diikuti oleh Gerindra,” sambung Djayadi.
Djayadi memaparkan, dari 76,2% responden yang puas dengan kinerja Jokowi, sebanyak 26,3% di antaranya bakal memilih PDIP. Selanjutnya sebanyak 11,4% memilih Partai Gerindra, Partai Demokrat 7,3%, Partai Golkar 6,2%, Partai Perindo 6%, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5,3%.
Begitu pula dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sebagian besar responden yang puas dengan kinerja Jokowi bakal memilih Ganjar pada pemilihan presiden (Pilpres) kelak.
Baca juga : Polisi Tangkap Simpatisan ISIS Usai Temuan Dua Bom Rakitan di Sleman
“Yang mengeklaim puas dengan Presiden itu lebih banyak yang mendukung Ganjar Pranowo, 35%. Baru setelah itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, lalu diikuti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan,” jelas Djayadi.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Usni Hasanudin menilai hal tersebut lumrah terjadi. Dia pun menganggap figur Jokowi tak dapat dilepaskan dengan PDIP.
“Identitas Jokowi sebagai politikus tidak bisa dilepaskan dengan PDIP. Nah, PDIP dapat dibilang ‘berutang budi’ terhadap Jokowi karena publik cenderung memilih karena menimbang kinerja Pemerintah, bukan faktor lain,” tutur Usni di Jakarta, Minggu (22/1/23).
Baca juga : Meningkatnya Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Berbanding Lurus dengan Elektabilitas Ganjar
Lantas Usni memaklumi bila tren serupa dinikmati Ganjar. Hal itu karena keduanya punya kedekatan. Bahkan Ganjar sempat dikaitkan dengan ciri-ciri calon presiden (Capres) yang direkomendasikan Jokowi, selain sama-sama kader PDIP.