
TIKTAK.ID – PBB memperingatkan, kelompok ISIS di Afghanistan kini telah menyebar dan membangun kekuatan di “hampir semua” provinsi. Kelompok teror itu juga telah meningkatkan serangan lima kali lipat pada tahun lalu.
Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (17/11/21), perwakilan khusus Badan untuk Afghanistan, Deborah Lyons mengatakan gelombang besar kelompok ISIS menyebar ke negara yang dilanda perang. Bahkan ia mengklaim kelompok teror ini, kini telah berkembang secara nasional.
“Dulu terbatas pada beberapa provinsi dan Ibu Kota, ISKP sekarang tampaknya hadir di hampir semua provinsi, dan semakin aktif,” kata Lyons, merujuk pada faksi “Khorasan” yang berbasis di Afghanistan.
Dia menambahkan bahwa sejauh ini pada tahun 2021, ISIS telah melakukan 334 serangan. Naik 60 serangan hanya pada tahun kemarin, seperti yang dilansir RT.
Komentar utusan itu muncul hanya beberapa jam setelah serangan teror bom oleh ISIS meledak di lingkungan Muslim Syiah di Ibu Kota Afghanistan, menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya, menurut Reuters.
Sejak mengambil alih Pemerintahan Afghanistan menyusul penarikan pasukan AS yang kacau dan keruntuhan langsung Pemerintah yang didukung Amerika di Kabul pada musim panas lalu, Taliban telah berjuang untuk menjaga kelompok teroris itu, kata Lyons.
Meskipun demikian dia mencatat bahwa Taliban bersikeras “melakukan kampanye bersama” melawan ISIS dan melakukan “upaya yang sungguh-sungguh untuk menampilkan dirinya sebagai Pemerintah”.
Ia mengatakan pendapatnya terkait persoalan itu dengan mengatakan “tampaknya sangat bergantung pada penahanan dan pembunuhan di luar proses hukum”.
Meskipun adanya peningkatan serangan ISIS dalam beberapa bulan terakhir, bagaimanapun, Lyons mengatakan situasi keamanan secara keseluruhan di Afghanistan telah membaik sejak berakhirnya perang AS, yang berlangsung selama dua dekade.
Selain masalah terorisme, perwakilan PBB ini juga mengutip keprihatinan yang lebih luas atas negara itu dalam beberapa bulan mendatang, memperingatkan akan adanya “bencana kemanusiaan” yang meningkat didorong oleh serangkaian penyebab, termasuk sanksi asing -yang katanya telah “melumpuhkan” ekonomi lokal, sistem perbankan– serta meningkatnya tingkat kekurangan pangan karena kelaparan dan ekonomi yang gagal, juga menjadi faktor-faktor lain yang memengaruhinya.