
TIKTAK.ID – Berbagai macam senjata buatan Israel berhasil ditemukan di dalam gudang senjata milik Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dua hari lalu.
Senjata-senjata itu ditemukan oleh pasukan Suriah di kawasan selatan provinsi Hama, dalam sebuah operasi militer untuk membersihkan kawasan tersebut dari ladang ranjau.
Di dalam gudang senjata yang ditemukan di kota Aqrab itu terdapat berbagai bahan peledak, senapan serbu, dan pistol produksi Israel.
Selain itu, ditemukan juga berbagai peralatan militer lain seperti senapan sniper, peluru mortir, dan senapan mesin Kalashnikov.
Unit teknis AD Suriah menemukan gudang senjata itu ketika sedang membersihkan kota Aqrab dari ranjau, berbagai jebakan, dan bom yang ditinggalkan ISIS.
Baca juga: Tegang dengan Pyongyang, Utusan Amerika untuk Korea Utara Mendarat di Seoul
Pekan lalu diberitakan pasukan Suriah juga menemukan berbagai peralatan tempur buatan Barat di kota Daraa.
Sejak perang Suriah pecah pada 2011, pemerintah Suriah telah mencurigai adanya bantuan Israel untuk ISIS.
Sebuah laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh seorang intelijen Irak memunculkan keyakinan bahwa demi menghadapi Iran, Israel dan ISIS bersedia menjadi sekutu sementara.
Tahun lalu, laporan PBB memastikan bahwa Israel telah memberikan bantuan persenjataan kepada kelompok oposisi penentang pemerintah Suriah.
PBB menemukan bukti adanya peningkatan interaksi antara militer Israel dengan beberapa individu dari berbagai kelompok pemberontak.
Hubungan itu tampaknya bukan sekadar mempersenjatai pasukan pemberontak. Bahkan muncul analisa pembeli minyak dari ISIS adalah Israel.
Secara terpisah Presiden Suriah mengatakan, proses rekonstruksi Suriah telah dimulai namun membutuhkan investasi yang sangat besar. Menurutnya, perang melawan ISIS adalah pendahuluan untuk melawan Amerika, karena negara ini bersama Turki sedang mencuri minyak Suriah.
Baca juga: 6 Orang Tewas dalam Demonstrasi di India
Presiden Suriah Bashar Al Assad saat melakukan wawancara dengan stasiun televisi China, Phoenix Info News Channel mengatakan, proses rekonstruksi Suriah memerlukan ivestasi dari dalam dan luar negeri yang sangat besar.
Sebagaimana yang disiarkan oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, dalam wawancara itu, Bashar Assad berharap perusahaan-perusahaan China berminat menanam investasi di Suriah.
Assad menambahkan, seiring dengan dibebaskannya sebagian besar wilayahnya dari cengkeraman teroris, Suriah memulai proses negosiasi dengan pihak China untuk melawan sanksi, serta memajukan proses rekonstruksi.
Assad menegaskan, keberadaan militer Amerika di Suriah melanggar hukum, dan target utama Suriah dalam melawan kehadiran militer ilegal ini, adalah menghancurkan teroris, karena dengan ini, keberadaan militer Amerika di Suriah akan melemah.
Assad mengabarkan, saat ini militer Amerika di utara Suriah sedang mencuri minyak Suriah untuk dijual ke Turki.