TIKTAK.ID – Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut duet Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sebagai pasangan calon presiden-wakil presiden paling populer saat ini.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, popularitas pasangan Ganjar-Airlangga mampu mengalahkan duet Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta duet Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
“Ganjar-Airlangga memperoleh 30 persen, Prabowo-Puan 23,9 persen, dan Anies-AHY 22,8 persen,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam jumpa pers, Senin (10/10/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Demokrat: AHY Pemimpin Berani, Anies Cerdas dan Berprestasi
Begitu pula ketika melawan duet Prabowo dan Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan duet Anies-Puan, pasangan Ganjar-Airlangga tetap menjadi yang paling populer.
“Ganjar-Airlangga meraih 31,1 persen, Prabowo-Cak imin 29,6 persen, dan Anies-Puan 14,1 persen,” terang Adjie.
Menurut Adjie, duet Ganjar-Airlangga unggul di lima kantong besar pemilih, yakni pemilih agama Islam, pemilih suku Jawa, pemilih wong cilik berdasarkan pendidikan, pemilih wong cilik berdasarkan pendapatan, dan pemilih dari pengguna media sosial Facebook.
Baca juga : Tragedi Kanjuruhan Diduga Kejahatan Sistematis, TPF Koalisi Masyarakat Sipil Ungkap Kejanggalan Ini
Adjie mengatakan bahwa Ganjar-Airlangga unggul di pemilih Islam 28,4 persen, di pemilih Jawa 45 persen, pemilih wong cilik berdasarkan pendidikan tamat SD ke bawah 30,2 persen, dan pemilih wong cilik berdasarkan pendidikan tamat SMP ke bawah 36 persen.
“Pemilih wong cilik berdasarkan pendapatan Rp2 juta/bulan 29,9 persen, pemilih wong cilik berdasarkan pendapatan Rp3 juta-Rp4 juta/bulan 33,1 persen, dan pemilih dari pengguna media sosial Facebook 34,3 persen,” ucap Adjie.
Meski begitu, Adjie menyatakan duet Ganjar-Airlangga dapat terwujud bila PDIP bergabung bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang saat ini beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP. Dia menilai langkah PDIP bergabung dengan KIB juga berpotensi membentuk Pemerintahan yang kuat.
Baca juga : Intens Temui Ketum Parpol, Jokowi Ngaku Bahas Krisis Global Hingga Pemilu 2024
“PDIP dan Golkar tidak hanya mewakili dua partai terbesar hasil Pemilu terakhir 2019, melainkan juga mewakili dua segmen pemilih terbesar: nasionalis yakni PDIP dan Golkar, dan Islam yakni PAN dan PPP,” jelas Adjie.