
TIKTAK.ID – Persaudaraan Alumni (PA) 212 bakal menggelar lagi aksi penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) jilid 2. Aksi tersebut dikabarkan bakal meraup massa lebih banyak dibanding aksi demo penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok beberapa tahun silam.
Ketua PA 212, Slamet Maarif menyatakan pihak PA 212 tak akan gentar suarakan penolakan terhadap RUU HIP.
“Kita bakal kawal dan kejar terus sampai RUU dibatalkan,” ungkap dia sebagaimana dilansir Tagar, Minggu (28/6/20).
Baca juga : Marah Besar, Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet Bahkan Bubarkan Lembaga Penting di Tengah Pandemi Covid-19
Sehari sebelumnya, Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin mengatakan bahwa PA 212 belum sirna semangatnya dalam melaksanakan aksi penolakan RUU HIP. Mereka bahkan menyatakan bakal mengerahkan massa lagi dalam demonstrasi menolak RUU HIP jilid kedua.
“Kalau masih dilanjut (pembahasan RUU HIP) oleh oknum-oknum DPR maka kami akan gelar lagi aksi yang lebih besar dan kemungkinan kami akan menduduki DPR,” terang Novel sebagaimana dikutip oleh Tagar.
Sebetulnya, pembahasan RUU HIP telah ditunda, namun terlanjur melahirkan kontrooversi di tengah masyarakat.
Baca juga : Ratusan Orang Tua Serbu Kantor Kemendikbud, Tuntut Nadiem Batalkan PPDB DKI
RUU HIP merupakan usulan DPR RI dan ditetapkan dalam Prolegnas RUU Prioritas 2020. Hal tersebut tertuang pada 22 April 2020 dalam Catatan Rapat Badan Legislasi Pengambilan Keputusan atas Penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Halauan Ideologi Pancasila.
Penolakan muncul terhadap adanya Trisila dan Ekasila yang termaktub pada Bab II Pasal 7 di dalam RUU HIP.
Beberapa hari sebelumnya, PA 212 beserta ormas lainnya, sudah melaksanakan aksi demonstrasi menolak RUU HIP di depan kompleks DPR, Rabu (24/6/20). Sejumlah ormas bergabung dan menyatakan aksinya dengan turun ke jalan atas nama Aliansi Antikomunis NKRI.
Baca juga : Hasil Survei Capres 2024: Prabowo Memimpin, Disusul Ganjar dan Ridwan Kamil
Adapun Aksi 2 Desember atau yang disebut juga Aksi 212 dan Aksi Bela Islam III terjadi pada 2 Desember 2016 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Saat itu, ribuan massa berkumpul menuntut pemenjaraan dan vonis bersalah bagi Gubernur DKI Jakarta nonaktif saat itu, Ahok, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.