
TIKTAK.ID – Bos perusahaan rokok Djarum yang juga orang terkaya di Indonesia, Michael Bambang Hartono menilai kondisi perekonomian di lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbilang sukses.
Bambang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami lonjakan. Ia mengungkapkan hal tersebut terjadi karena adanya pembangunan infrastruktur yang masif selama periode pertama kemarin.
“Lonjakan ekonomi terjadi pada pemerintahan Jokowi tahun 2014 dan 2019, karena adanya pembangunan infrastruktur yang sangat masif,” ujar Bambang Hartono saat memberi Orasi Ilmiah di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Diponogoro, Semarang, dilansir CNBCIndonesia.com, Selasa (10/3/20).
Baca juga: PKS Minta Jokowi Tak Berlagak Sok Jadi Roro Jonggrang dalam Urusan Pindah Ibu Kota
Bambang menjelaskan bahwa selesainya jalan tol transit Jawa berdampak pada arus logistik di dalam pulau Jawa. Hal itu, kata Bambang, menyebabkan investasi tumbuh cukup mumpuni karena dinilai murah, terutama untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tidak hanya itu, Bambang pun menganggap Jokowi sangat memerhatikan perkembangan ekonomi digital.
“Ekonomi digital dan pembangunan infrastruktur di masa depan juga sangat baik, ini Pak Jokowi ingin dibiayai Pemerintah melalui APBN dan oleh industri perbankan,” ucap Bambang.
Menurut pemilik perusahaan rokok kretek Djarum tersebut, perkembangan ekonomi digital memang sangat penting untuk membantu percepatan penjualan berbagai produk secara online.
Baca juga: Hakim Sakit, Sidang Gugat Anies Soal Banjir Ditunda. Dari 243 Meningkat Jadi 312 Penggugat
Ia melanjutkan, hal itu akan berdampak pada pembangunan yang akan semakin panjang potensinya. Tak hanya itu, ia menduga pertumbuhan akan makin cepat dan kesempatan menjadi terbuka lebar.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang kuartal III-2019, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,02% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,02% tersebut, berada di bawah capaian periode kuartal I-2019 dan kuartal II-2019. Capaian itu juga jauh lebih rendah dari capaian pada kuartal III-2018 kala perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,17% secara tahunan.
Secara keseluruhan, diketahui laju perekonomian di sepanjang tahun 2019 terbilang mengecewakan, hampir mustahil untuk mampu tumbuh sesuai dengan target Pemerintah yakni 5,3%.
Padahal, Jokowi menjanjikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% saat berkompetisi melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2014.