TIKTAK.ID – Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU), Rumadi Ahmad mengungkapkan bahwa secara normatif tidak ada larangan perempuan untuk maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Secara normatif sih tak ada larangan,” ujar Rumadi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (29/10/21).
Rumadi mengatakan dalam dokumen Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke-33, juga tidak ada pasal yang mensyaratkan jenis kelamin tertentu untuk menjadi Ketum PBNU.
Baca juga : GEBRAK Demo ke Istana, Tuntut Jokowi Mundur
“Setahu saya tidak ada [aturan persyaratan jenis kelamin tertentu dalam aturan NU],” ucap Rumadi.
Meski begitu, Rumadi menyatakan wacana Ketum PBNU dari kalangan perempuan masih memerlukan langkah panjang. Dia menilai langkah paling realistis saat ini adalah mendorong tokoh-tokoh perempuan menjadi pengurus Harian PBNU.
“Tidak harus menjadi Ketua Umum. Kalau itu tercapai, sudah menjadi kemajuan yang sangat baik,” tutur Rumadi.
Sementara itu, Ketua PBNU Marsudi Suhud menyebut wacana Ketua Umum PBNU dari kalangan perempuan bergantung pada peserta Muktamar NU atau yang disebut Muktamirin. Dia mengklaim Muktamirin memiliki hak, seperti mengubah AD/ART untuk mengakomodasi perempuan sebagai kandidat Ketum.
Baca juga : Profesor Singapura: Klaim Jokowi Paling Efektif di Dunia Tak Ada yang Patahkan
Marsudi sendiri mengaku setuju dengan wacana perempuan bisa mengisi posisi sebagai Ketua Umum PBNU di masa depan. Dia menjelaskan, kini PBNU sudah mewadahi perempuan berperan di badan otonom PBNU seperti Muslimat, Fatayat, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama hingga Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Korpri PMII).
“Itu [di struktur PBNU] saat ini juga sudah ada 1 perempuan di Rais Syuriah. Nanti tinggal nambah lagi saja,” terang Marsudi.
Untuk diketahui, Putri Presiden keempat RI (alm) Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid sempat menyampaikan pernyataan bahwa dirinya setuju dan mendukung jika perempuan nantinya bisa menjadi Ketua Umum PBNU.
Baca juga : Susi Pudjiastuti Desak Jokowi Turunkan Harga PCR RI jadi Rp96 Ribu, Tiru India
Akan tetapi, Yennu menyatakan bahwa hingga saat ini masih belum ada wacana Ketua Umum NU dari kalangan perempuan. Dia menjelaskan, hal itu karena di NU sudah ada badan otonom Muslimat NU sebagai wadah perempuan-perempuan NU untuk berorganisasi.